Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Amerika Sarankan Bali Tak Dikunjungi 2020, Wagub: Sangat Berlebihan

Kompas.com - 20/11/2019, 12:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TABANAN, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Arta Ardana Sukawati alias Cok Ace menilai, pemberitaan media asing yang menyebut Bali tak layak dikunjungi pada 2020 merupakan sesuatu yang berlebihan.

Menurutnya, hal tersebut tak elok untuk diungkapkan.

"Jadi apa yang diungkap kemarin di suatu majalah di Amerika tersebut terlalu berlebihan menurut saya," kata Cok Ace, kepada wartawan usai Upacara Peringatan Puputan Margarana di Tabanan, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: Bali Disarankan Tidak Dikunjungi Pada 2020, Dinas Pariwisara Sebut Kampanye Hitam Pesaing

Ia menyebut, selama ini Bali sudah sering sekali mendapat penghargaan di dunia internasional.

Bali juga tak berhenti untuk terus meningkatkan kualitas pariwisatanya. Hal tersebut dibuktikan dengan keluarnya aturan-aturan, salah satunya untuk pengendalian sampah plastik.

"Ini yang akan kita jelaskan apa yang kita lakukan di Bali," ujar dia.

Namun, Cok Ace akan menjadikan pemberitaan tersebut sebagai bahan koreksi untuk pariwisata Bali.

"Ya, saya positif saja berpikir, mungkin itu juga ada baiknya menjadi koroeksi kita," kata Cok Ace.

Sebelumnya diberitakan, media wisata asal Amerika Serikat, Fodor's Travel, meluncurkan daftar destinasi untuk dikunjungi dan lebih baik dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada 2020.

Fodor's Travel mencantumkan Bali sebagai salah satu destinasi yang lebih baik dipertimbangkan untuk dikunjungi pada 2020 atau no list. 

"Bali, pulau yang paling banyak dikunjungi di Indonesia telah menderita efek pariwisata massal dalam beberapa tahun terakhir, sampai pemerintah menarik pajak turis untuk membantu memerangi efek (pariwisata massal) terhadap lingkungan," dikutip dari situs Fodors.com.

Baca juga: Polisi Tewas Ditabrak Mobil Saat Patroli Balap Liar di Bali

Fodor's Travel menyebutkan, Bali pada 2017 dideklarasikan sebagai kawasan darurat sampah lantaran terlalu banyak sampah plastik di pantai dan perairan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com