Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Tanah, Warga Sandera Anggota Polisi dan Isterinya

Kompas.com - 19/11/2019, 20:52 WIB
Nansianus Taris,
Khairina

Tim Redaksi

LARANTUKA, KOMPAS.com-Puluhan warga Kampung Suku Tukan, Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, menyandera seorang anggota Polsek Wulangitang, Bripka Damianus Hera dan istrinya, Selasa, (19/11/2019). 

Aksi sandera yang dilakukan warga itu terjadi saat Bripka Damianus Hera hendak mengantar istrinya mengajar di SD Wolorona.

Aksi penyanderaan itu dipicu karena adanya penangkapan salah seorang warga Suku Tukan, Josep Masan oleh polisi.

Baca juga: 5 Fakta Penyanderaan Briptu Heidar oleh KKB, Gugur Saat Negosiasi

Josep Masan ditangkap karena telah melakukan penganiayaan terhadap anggota polisi di Polsek Wulangitang. 

Informasi yang dihimpun Kompas.com, sebelum melakukan penyanderaan, warga kampung Suku Tukan menggelar aksi damai dan membawa parang, tombak, serta anak panah merusak rumah dioses milik PT Rerolara Hokeng.

Aksi itu terjadi karena pematokan pilar lokasi tanah hak guna usaha (HGU) PT Rerolara Hokeng di Kecamatan Wulanggitang.

Warga Suku Tukan meminta agar pematokan dan segala aktivitas di tanah HGU di PT Rerolara Hokeng dihentikan.

Warga Suku Tukan juga meminta polisi membebaskan Josep Masan yang ditahan di Mapolsek Wulanggitang, terkait kasus penodongan dan penyerangan anggota Intelkam Polres Flotim saat melakukan lidik di rumah dioses PT Rerolara Hokeng.

Sekitar pukul 08.00 Wita, Kapolsek Wulanggitang Iptu Muhamad Pua Djiwa bersama dua anggota Polsek Wulanggitang menukar Josep Masan dengan anggota Polsek Wulanggitang dan istri yang disandera.

Setelah pertukaran terjadi, dua sandera, yakni Bripka Damianus Hera dan istri menjalani perawatan intensif di puskesmas Wulanggitang akibat trauma atas kejadian tersebut.

Anggota BKO Polres Flotim sebanyak 34 anggota dipimpin Kabag Ops Polres Flotim AKP Abdurahman Aba Mean, anggota Brimob Maumere, dan Kodim 1624 Larantuka bertindak cepat.

Melihat penambahan jumlah aparat, warga Suku Tukan saat ini sudah membubarkan diri dan situasi pun kembali kondusif.

Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abraham membenarkan terjadinya insiden antara warga dengan polisi. 

Ia menjelaskan, rencananya pada Selasa ini pihak PT Rerolara Hokeng mau memasang patok untuk batas tanah HGU.

Namun, pihak Suku Tukan menolak karena selama ini belum ada penyelesaian oleh Pemda terkait tuntutan mereka masalah tanah ulayat Suku Tukan, yang menurut mereka ada di dalam areal HGU.

"Tadi terjadi perusakan di rumah Diosis termasuk kapela yang ada di rumah tersebut. Sementara saya sudah di lokasi dan situasi sudah kondusif," ungkap Abraham kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (19/11/2019). 

Abraham menerangkan, saat ini Polres Flores Timur dibantu oleh Brimob 1 SST dari Maumere mengamankan lokasi agar tetap kondusif.

Baca juga: Kronologi Penyanderaan Briptu Heidar Saat Bertugas oleh Sekelompok Orang

Sementara itu, perwakilan warga Suku Tukan, Fransiskus Sura mengatakan,  pihaknya mendapat informasi akan ada pemasangan patok pilar batas HGU sehingga ia sepakat menolak rencana tersebut. Pagi tadi, warga Suku Tukan pun menggelar aksi damai. 

Berhubung salah satu warga ditahan di Polsek, Fransiskus mengaku pihaknya menyandera salah satu polisi yang lewat di lokasi.

Setelah negosiasi, warga yang ditahan dipulangkan. Warga yang ditahan itulah membuat situasi menjadi panas dan terjadi insiden.

Fransiskus mengatakan, saat ini pihaknya sudah  kembali ke rumah karena Kapolres Flores Timur sudah mengatakan pelaksanaan pengukuran pilar batas sudah dibatalkan.

"Jika masih ada pemasangan pilar batas maka kami akan tetap melakukan aksi damai," katanya melalui sambungan telepon, Selasa malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com