Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus UMI Kembali Diserang OTK, Polisi Sebut Ada Oknum LSM Sengaja Provokasi

Kompas.com - 19/11/2019, 16:42 WIB
Himawan,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kasus penyerangan yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) dalam sepekan terakhir di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar disebut dipicu masalah lama. 

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo saat diwawancara di lobi Polda Sulsel mengatakan, rentetan peristiwa penyerangan OTK di dalam kampus hijau itu dipicu konflik lama antarkelompok. 

"Ada hal yang cukup menjadi perhatian dengan kondisi ini dimana dengan adanya masalah-masalah ini kita tidak pungkiri bahwa ini ada keterkaitan dengan masalah-masalah yang lama. Tetapi masalah-masalah lama inilah yang perlu kita selesaikan betul," kata Ibrahim, Selasa (19/11/2019).

Baca juga: Sepekan Terakhir Selalu Diserang OTK, Perkuliahan di Kampus UMI Tetap Berjalan

Ibrahim enggan membeberkan secara spesifik masalah lama seperti apa yang dimaksudnya.

Namun, ia menyebut penyidik kini mengidentifikasi dugaan provokasi yang dilakukan oleh oknum tertentu yang kini sudah tidak berada di dalam kampus UMI. 

Ibrahim menyebut, terduga provokator tersebut ada yang berasal dari LSM yang seolah-olah mengatasnamakan masyarakat agar kondisi di dalam kampus UMI semakin keruh. 

"Ada yang mengatasnamakan diri LSM. Jadi LSM ini apakah mewakili masyarakat secara umum atau sok-soakan mewakili masyarakat. Tapi ini sudah mempengaruhi kondisi masyarakat. Ini provokasi. Sudah jelas kami proses kalau provokasi," tegas Ibrahim. 

Untuk itu, Ibrahim mengimbau terhadap kelompok tertentu yang mencoba memperkeruh suasana di kampus UMI, agar tidak melanjutkan aksinya tersebut. 

Apalagi, kini penyidik, kata Ibrahim sudah mengidentifikasi pelaku penyerangan di dalam kampus UMI termasuk pembakaran sekretariat eks UKM MAPALA UMI. 

"Kami berharap kelompok ini sadar dirilah dan bijaksana kalau misalnya memang ada kelompok yang memperbesar masalah ini, kita akan cari kelompok itu. Kita ikut permasalahkan secara hukum. Karena ini akan meresahkan bayangkan saja ada korban dan berikutnya ada masalah lain," tutup Ibrahim. 

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Perusak Kampus dan Sekretariat Mapala UMI Makassar

Sebelumnya diberitakan, berbagai penyerangan yang dilakukan OTK terjadi di dalam kampus UMI.

Peristiwa ini bermula pada Selasa 12 November lalu yang menyebabkan mahasiswa Fakultas Hukum UMI, Andi Fredi Akirmas tewas ditikam oleh OTK tersebut. 

Belakangan, penyidik Polrestabes Makassar menangkap tiga pelaku penyerangan tersebut termasuk penikam Andi Fredi yang merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar. 

Ketiganya pun kini sudah di-DO oleh pihak kampus. Sementara penyidik, masih menyatakan 8 pelaku yang berstatus DPO hingga kini. 

"Diimbau segera menyerahkan diri sebelum dijemput 'paksa' Jatanras," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko kemarin. 

Terakhir, penyerangan OTK kembali terjadi Senin 18 November 2019 sore tadi. Imbas dari penyerangan itu beberapa ruangan di UMI mengalami kerusakan dan sekretariat eks UKM Mapala UMI ikut terbakar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com