Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Penyu Mati Serentak di Sekitar PLTU Bengkulu, Ini Dugaan Akademisi

Kompas.com - 19/11/2019, 15:33 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak lima ekor penyu ditemukan mati dalam waktu berdekatan dalam dua pekan terakhir di dekat PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Kematian terakhir penyu tersebut ditemukan pada Senin (18/11/2019), sekitar pukul 16.15 WIB oleh seorang petani yang melintas di kawasan PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Kepala Prodi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu Zamdial Ta'alidin menyebutkan, ada banyak asumsi penyebab kematian penyu-penyu yang dilindungi tersebut.

Pertama disebabkan termakan sampah plastik. Plastik tidak dapat terurai di saluran pencernaan hal tersebut menyebabkan kematian.

Baca juga: Ini Kondisi 5 Ekor Penyu Sisik yang Mati di Dekat Lokasi Limbah PLTU Bengkulu

Kedua, disebabkan oleh buruknya kualitas air dan rusaknya terumbu karang diakibatkan polusi. Polusi tentu saja akan meracuni penyu. Polusi disebabkan oleh pembuangan limbah berbagai macam jenis.

Ketiga, rusaknya sistem sensor penyu. Penyu menurut dia mengandalakn sensor sebagai alat navigasi untuk bertahan hidup.

"Kerusakan sistem sensor penyu dapat terjadi diakibatkan buruknya kondisi air laut akibat polusi," tegasnya.

Penyu, menurutnya, hewan yang melakukan migrasi berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan pasti kembali terutama untuk bertelur.

Keempat, mati karena luka. Luka tersebut disebabkan oleh banyak hal termasuk akibat terkena jaring nelayan. Namun, kalau serentak 5 itu jarang terjadi akibat kena jaring nelayan.

Baca juga: 5 Ekor Penyu Ditemukan Mati di Dekat Pembuangan Limbah PLTU Bengkulu

Ia menyarankan agar segera dilakukan penelitian terhadap kadar air laut apakah mengandung limbah yang melebihi ambang batas kelayakan.

Kepala BKSDA Bengkulu Donal Hutasoit menyebutkan, saat ini pihaknya sedang melakukan uji lab untuk mengetahui penyebab kematian penyu tersebut.

Kematian penyu secara serentak tersebut mendapatkan respon luar biasa dari sejumlah masyarakat. Masyarakat menginginkan agar perlu dilakukan tindakan tegas atas kerusakan laut diakibatkan oleh polusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com