PALEMBANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan menduga, penyerang Irfan (19), wisatawan gunung Dempo dan Kuswanto (57), petani kopi di Kabupaten Lahat, merupakan harimau yang sama.
Dugaan itu muncul berdasarkan keterangan beberapa saksi mata yang merupakan warga sekitar.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, berdasarkan keterangan para warga, di kawasan taman wisata Gunung Dempo, ciri-ciri harimau yang menyerang manusia itu memiliki corak bewarna putih.
Hal yang sama juga disebutkan oleh warga di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Lahat, setelah Kuswanto (57) tewas diterkam harimau.
"Karena masyarakat bilang yang datang itu adalah harimau putih. Jarak antara TKP pertama dan kedua juga hanya 13 kilometer jarak datar dan kejadiannya di waktu yang berdekatan. Bisa saja ini adalah harimau yang sama," kata Genman, Senin (18/11/2019).
Baca juga: Fakta Petani Kopi Tewas Diterkam Macan Tutul, Peristiwa Serupa Pernah Terjadi 50 Tahun Lalu
Menurut Genman, fenomena penyerangan hewan buas terhadap manusia ini belum diketahui penyebabnya.
Namun, beberapa faktor bisa saja menjadi pemicu satwa dilindungi ini turun dari gunung. Seperti habitat yang terganggu, atau faktor alam yakni kekeringan.
Seperti diketahui, Sumatera Selatan mengalami kemarau panjang pada tahun ini. Hal itu membuat beberapa sumber air menjadi kering.
"Mungkin dia mencari air, dan keluar dari habitat, istilahnya disorientasi. Katakanlah kesasar, manusia saja bisa tersasar," ujarnya.
Diungkapkan Genman, mereka saat ini telah memasang kamera trap di beberapa titik tempat ditemukannya harimau sumatera. Seperti di Lahat dan Pagaralam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.