Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2019, 21:55 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak lima ekor penyu ditemukan mati dalam waktu berdekatan dalam dua pekan terakhir di dekat PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Kematian terakhir penyu tersebut ditemukan pada Senin (18/11/2019), sekitar pukul 16.15 WIB oleh seorang petani yang melintas di kawasan PLTU Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Adrianto, nelayan penjaring ikan tepi laut di Kelurahan Teluk Sepang, menyebutkan, selama dua pekan ini ia dan nelayan lain telah menemukan 5 ekor penyu mati.

"Selama 2 Minggu ini sudah melihat 5 ekor penyu yang terdampar di sekitaran pantai dekat PLTU batu bara, tidak diketahui apa penyebab kematian penyu-penyu yang dilindungi tersebut," kata Adrianto.

Baca juga: Polisi Dalami Pencurian Belasan Penyu di Pantai Sindu, Bali

Yayasan Kanopi Bengkulu mencatat, dalam satu bulan ini pihaknya mendapatkan pula laporan yang sama, yakni sekitar 5 ekor penyu yang dilindungi ditemukan mati terdampar di tepi laut Kelurahan Teluk Sepang.

Pada 10 November 2019 sekitar pukul 12.30 WIB, warga menemukan banyak ikan dan 2 ekor penyu mati di area pembuangan limbah air bahang PLTU batu bara Teluk Sepang.

Ada pun ikan yang mati adalah dari berbagai jenis, mulai dari lida-lida, sarden, dan belanak.

Ikan mati tersebut ditemukan sekitar 30 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang PLTU, Teluk Sepang.

Dua ekor penyu yang mati, salah satunya memiliki ciri-ciri berwarna hitam belang-belang putih berdiameter sekitar 50 cm ditemukan 100 meter dari saluran pembuangan limbah air bahang ke arah pantai Teluk Sepang.

Satu ekor penyu berdiameter sekitar 1 meter ditemukan 20 meter dari saluran pembuangan air bahang ke arah lentera hijau. Jenis penyu yang mati adalah penyu sisik.

"Hari ini ditemukan kembali penyu mati di Pantai Teluk Sepang dengan ukuran 75 cm dan lebar 45 cm oleh petani yang melintas di pantai teluk sepang, pada pukul 16.12 WIB. Penyebab kematian belum diketahui, di perkirakan penyu ini mati sejak malam tadi karena beberapa organ tubuh sudah mengelupas akibat ombak," kata Ali akbar, ketua Kanopi Hijau Indonesia.

Belum diketahui secara pasti penyebab kematian penyu-penyu tersebut. Namun Ali Akbar menjelaskan, terdapat fenomena kematian penyu dalam waktu hampir bersamaan dengan proses uji coba PLTU batu bara Teluk Sepang.

"Pada saat uji coba tersebut, dibuang air pencucian boiler dengan bau yang menyengat langsung ke laut. Kami yang melakukan pengecekan pembuangan itu merasa pusing dan mual akibat tidak kuat mencium bau menyengat tersebut. Jika dilihat dari tren and change-nya, ada kemungkinan kematian ini disebabkan oleh pembuangan limbah PLTU yang berbau sangat menyengat tersebut," pungkas Ali Akbar.

Baca juga: Belasan Penyu Dilindungi Ditangkap dan Dibunuh, Diambil Daging dan Cangkangnya

Sementara itu, bangkai penyu yang ditemukan mati telah diserahkan pada BKSDA Bengkulu untuk diteliti lebih lanjut.

Belum didapat penjelasan resmi dari pengelola PLTU batu bara terkait temuan banyaknya penyu mati di lokasi tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com