Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2019, 21:03 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Polemik upacara piodalan di Dusun Mangir Lor RT 02, Desa Sendangsari, kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang terjadi Selasa (12/11/2019) lalu berakhir.

Pemerintah Kabupaten Bantul mengundang pihak yang sempat berselisih paham tentang upacara. 

Pertemuan yang berlangsung sekitar 3 jam ini menyimpulkan, terjadi kesalahpahaman atau miskomunikasi antara warga dan Utiek Suprapti.

Baca juga: Upacara Piodalan Diprotes, Sultan HB X: Saya Minta Pak Bupati Menangani

Dalam kesempatan itu, Utiek juga masuk dalam naungan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DIY, karena paguyuban Padma Buwana sudah selesai.  

Bupati Bantul Suharsono mengatakan, pihaknya mengundang pihak terkait soal persoalan sepekan silam.

Menurut dia, tidak ada larangan bagi pemeluk agama termasuk Utiek untuk beribadah, namun agar sering berkomunikasi dengan warga sekitar.

"Sudah tidak ada masalah lagi, tidak ada yang salah di sini. Hanya kita miskomunikasi saja. Tadi kami sarankan untuk selalu komunikasi sosialisasi. Saya tidak melarang itu untuk kebaktian ternyata ibu Utiek juga statusnya sudah beragama Hindu," katanya di kantor Bupati Bantul, Senin (18/11/2019). 

Pemerintah juga akan memfasilitasi Utiek jika ingin menjadikan pura. Bahkan, Suharsono mengklaim tak akan mempersulit pengurusan perizinan.

"Untuk (tempat ibadah) agama Hindu wong gratis kok. Saya bikin mudah dan gratis kok. Semua agama statusnya sama semua, tidak ada beda-beda," ucapnya. 

Kepala Desa Sendangsari Muhammad Irwan Susanto menyampaikan, dalam pertemuan itu Utiek sudah menyatakan menjadi umat Hindu di bawah naungan PHDI DIY.

"Ini sudah jelas tidak ada permasalahan lagi kalau kemarin kan cuma miskomunikasi belum ada kejelasan beliau ini (penghayat) kepercayaan atau MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) atau Hindu. Tapi tadi sudah ada klarifikasi dan pernyataan seperti itu," ucapnya.

Irwan juga memastikan setelah permasalahan jelas, sudah tidak ada lagi masalah ke depannya.

Utiek tetap bisa melaksanakan ibadah sesuai ajaran Hindu dengan aman dan tenang. Dalam kesempatan itu juga diketahui jika tempat ibadah yang berada di depan rumah Utiek merupakan sanggar pemujaan bukan pura, sehingga tidak memerlukan izin.

"Tempat ibadah itu belum menjadi pura artinya harus butuh proses untuk legalitas (Jika ingin mendirikan pura). Tapi itu sanggar pemujaan tadi menyampaikan sanggar pemujaan dan itu lebih memperjelas karena belum ada sosialisasi. Artinya ketika sanggar pemujaan untuk keluarga. Kalau mendatangkan orang banyak harus disosialisasikan. Ya sesuai ajaran Hindu dan memang tidak ada aturan izin tidak ada masalah," ucapnya. 

Baca juga: 7 Hal Penting Kasus Pembubaran Piodalan, 9 Tahun Urus Izin hingga Polisi: Tak Ada Pembubaran

Sementara, Utiek mengaku sudah di bawah pembinaan agama Hindu Kemenag DIY. Selain itu, dirinya meminta agar bisa beribadah di lokasi seperti saat bulan purmana. Sebab, saat itu keluarga besarnya datang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com