Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Berjuang Mengais Air dari Lubang Tanah

Kompas.com - 18/11/2019, 19:20 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

 

CIANJUR, KOMPAS.com – Krisis air bersih sebagai dampak kemarau panjang masih dirasakan masyarakat di sejumlah tempat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Masyarakat pun terpaksa mencari sumber-sumber air baru karena sumur, kolam, dan bak-bak penampungan mengering sejak empat bulan terakhir.

Warga di Kampung Pasir Panjang, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukaluyu bahkan harus mengais air dari lubang-lubang tanah di dasar kolam.

Baca juga: Omzet Penjual Ikan Hias Jatinegara Turun Drastis Selama Kemarau

Aktivitas tersebut dilakukan mereka sejak kolam yang biasa dipakai untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK) itu mengering.

Komalasari (40), warga RT 003/002 Kampung Pasir Panjang Wetan menuturkan, sudah hampir empat bulan warga memanfaatkan air dari lubang-lubang tanah tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Meski beberapa kali sudah turun hujan, tapi sumur-sumur di rumah masih kering, jadinya mengambil air dari sini,” tutur Komalasari kepada Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Selain warga setempat, warga dari kampung lain seperti dari Pasir Panjang Kulon, Pasir Sabuk dan Sukalaksana juga mengambil air dari lubang-lubang tanah tersebut.

“Malah warga dari Kampung Pasir Sabuk yang jaraknya 1 kilometer lebih mengambil airnya juga dari sini,” kata dia.

Ia menuturkan, tiga lubang di dasar kolam itu sudah ada sejak empat tahun lalu. Awalnya hanya ada satu lubang, kemudian digali dua lubang lagi agar tidak terjadi antrian panjang saat warga mengambil air di kala musim kemarau seperti sekarang ini.

“Jadi setiap kolam ini kering saja baru bisa mengambil air dari lubang-lubang ini," ucapnya.

Warga lain, Aceng (39) menyebutkan kedalaman tiga lubang tanah itu sekitar setengah meter. Digali salahseorang warga menggunakan linggis.

“Alhamdulilah ternyata keluar airnya, tak habis-habis, malah di musim kering seperti sekarang ini. Airnya juga jernih, jadi bisa buat minum," ujar dia.

Baca juga: Cerita Pengusaha Kerupuk Rambak Diuntungkan Musim Kemarau Panjang: Produksi Cepat, Omzet Melesat

Namun untuk mendapatkan air dari lubang-lubang tanah tersebut dibutuhkan kesabaran karena airnya cepat habis terkuras.

“Tapi tidak lama juga, tak sampai lima menit penuh lagi airnya. Hanya memang harus sabar saja karena kan mengantri juga ambil airnya,” ucapnya.

Sementara Onoy (49) mengaku dalam sehari ia bisa mengangkut 6-10 ember berisi penuh air, Untuk menghindari antrian panjang, ia memilih mengambil air sebelum subuh atau sejak pukul empat pagi.

“Karena saya dekat rumahnya jadi bisa bolak-balik. Kalau warga dari kampung lain ke sini pakai motor. Pagi, siang, sore selalu penuh," kata dia,

Onoy berharap pemerintah mau memenuhi permintaan warga agar dibuatkan sumur bor. Pasalnya, keinginan warga tersebut sudah berulang kali diajukan.

“Soalnya setengah meter saja airnya sudah keluar dan bagus apalagi kalau dibuatkan sumur bor di sini, Namun beberapa kali mengajukan belum ada responnya,” tutur Onoy diamini warga lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com