Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Maluku Tengah: Jika Membahayakan, Warga di Sekitar Tanah Ambles Akan Direlokasi

Kompas.com - 18/11/2019, 18:32 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah akan merelokasi warga Desa Sila, Kecamatan Nusalaut, yang rumahnya berada di dekat lokasi tanah ambles jika ada rekomendasi kondisi di wilayah itu membahayakan.

Kepala BPBD Maluku Tengah Bob Rahmat mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung yang meneliti tanah ambles di desa tersebut.

“Kami tunggu dulu hasil penelitian dari tim geologi, nanti kalau rekomendasi daerah itu membahayakan warga, tentu warga di sekitar situ akan kami relokasi ke tempat aman,” kata Bob Rahmat kepada Kompas.com, saat dikonfirmasi, Senin (18/11/2019).

Baca juga: Jalan Trans Sulawesi Amblas dan Terancam Putus, Kendaraan Roda 4 Dilarang Melintas

Bob mengatakan, ada banyak kemungkinan yang dapat menjadi penyebab amblesnya tanah di desa tersebut.

Namun, untuk memastikan hal itu, sebaiknya menunggu hasil penelitian lengkap dari tim geologi yang meneliti fenomena tersebut.

“Ada reruntuhan tanah ambles, atau ada kemungkinan tanah rapuh dan ada sungai bawah tanah. Nanti kami tunggu analisis merekalah,” ujar dia.

PVMBG memastikan bahwa tanah ambles di Desa Sila tidak terkait dengan patahan akibat gempa bumi yang terus mengguncang wilayah Maluku dalam sebulan terakhir.

Namun, hal itu lebih pada kondisi struktur batuan di wilayah tersebut yang merupakan batuan mudah rapuh.

Dengan demikian, saat ada gempa, maka terjadi pergerakan tanah, tetapi hal itu bukan karena adanya patahan sebagaimana yang dikhawatirkan masyarakat.

Bob pun meminta warga di desa tersebut agar tetap waspada dan tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di lokasi tanah ambles tersebut.

"Kepada masyarakat di Sila, harus tetap waspada dan jangan sampai melakukan aktivitas di lokasi itu,” kata dia.

Penjabat Desa Sila, Hengki Tomasoa, mengatakan, pemerintah desa setempat juga telah melarang warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di lokasi tersebut.

Dia menyebutkan, ada usulan dari warga untuk menimbun lokasi tanah ambles itu. Namun, usulan itu ditolak karena dikhawatirkan beban timbunan akan semakin membahayakan wilayah tersebut.

Baca juga: Tanah Ambles di Nusalaut, Warga Diminta Tidak Khawatir

“Jadi, kami dari pemerintah desa dan juga saniri negeri melarang warga untuk melakukan aktivitas di sana,” ujar dia.

Meski begitu, warga diminta tidak perlu khawatir karena hasil penelitian dari tim geologi Bandung menyebutkan bahwa tanah ambles tersebut tidak melebar ke lokasi lain dan hanya terpusat di satu titik lokasi.  

Fenomena tanah ambles di Desa Sila telah terjadi sejak tahun 2012 silam saat gempa mengguncang wilayah tersebut.

Namun, saat itu, kondisi lokasi tanah ambles itu masih sebatas retak. Setelah itu, pada 4 November lalu, lokasi tanah itu menunjukkan peningkatan aktivitas setelah gempa kembali mengguncang wilayah Maluku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com