Seorang Aktivis Antikorupsi di Aceh Tengah Tak Pulang dan Menghilang

TAKENGON, KOMPAS.com - Media sosial di Aceh digemparkan dengan informasi hilangnya seorang aktivis Jaringan Antikorupsi (Jangko), Ricky Sendi.

Ricky dikabarkan tak pulang ke rumah dan menghilang selama 10 hari.

Hal itu awalnya diketahui dari status WhatsApp milik istri Ricky, Amalia Oktami, yang menyatakan bahwa suaminya tidak pulang sejak 8 November 2019.

Terakhir, Ricky pergi dengan mengendarai motor Honda Vario dengan plat nomor BL 6761 Y.

Ayah dua anak itu terakhir kali mengenakan baju bermotif kotak-kotak warna hijau.

Menurut Amalia Oktami, suaminya semula pamit pergi dengan alasan mencari bibit cabai di sekitar Bebesen.

Ricky pergi dengan seorang temannya bernama Edi, pada 8 November 2019 lalu. 

"Kita enggak ada cekcok, suami saya pamit baik-baik. Karena tak pulang beberapa hari, kami sempat tanya sama Edi. Dia bilang sudah terpisah setelah shalat Jumat," kata Amalia saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Menurut Amalia, biasanya Ricky memberitahu jika tidak pulang dengan alasan tertentu.

Namun, karena sudah sepuluh hari tidak ada kabar berita, Amalia akhirnya melaporkan kehilangan suaminya ke polisi.

"Saya sudah lapor ke polisi tadi pagi, karena sudah enggak ada kabar. Semoga dengan laporan ini bisa jelas kenapa suami saya tidak pulang," ucap Amalia.

Tidak lama setelah melapor, Amalia mengaku mendapat informasi dari polisi bahwa sepeda motor yang dibawa Ricky ditemukan di sebuah warnet.

Setelah diperlihatkan rekaman kamera pengawas (CCTV), diketahui Ricky pergi dengan seorang pemuda bernama Faisal Tebe.

"Saya sempat kaget melihat rekaman, kenapa Ricky pergi dengan helm tertutup dan membawa tas. Kalau ada masalah, berarti bukan dengan saya," ujar Amalia.

Menurut Amalia, Ricky sudah terbiasa tidak membawa telepon genggam jika berpergian. Namun, biasanya jika tidak pulang, Ricky tetap memberitahu istrinya.