Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Ambles di Nusalaut, Warga Diminta Tidak Khawatir

Kompas.com - 18/11/2019, 17:43 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Desa Sila, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, melarang warganya untuk beraktivitas dan membangun rumah di sekitar lokasi tanah ambles yang berada di perkampungan desa tersebut.

Larangan tersebut menyusul adanya pergerakan tanah ambles yang terus terjadi di tengah perkampungan desa tersebut.   

“Pemerintah Desa dan Saniri Negeri melarang warga beraktivitas di lokasi tanah ambles, termasuk juga membangun rumah di sekitar lokasi itu,” kata Penjabat Kepala Desa Sila, Hengky Tomasoa kepada Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Baca juga: PVMBG Bandung Sebut Tanah Ambles di Nusalaut Bukan karena Gempa

Imbauan serupa juga telah diberitahukan oleh tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.

“Lokasi itu kan sudah menjadi lokasi terlarang untuk warga beraktivitas, termasuk juga membangun rumah. Dari BPBD juga sudah membuat larangan,” kata Hengky.

Meski demikian, Hengky mengatakan, warga tidak perlu resah dan kahwatir, karena tanah ambles hanya terjadi di satu lokasi dan tidak menyebar ke wilayah lain di perkampungan tersebut.

“Hasil dari tim geologi, itu tidak berdampak negatif di daerah lain, cuma daerah lapangan voli (lokasi tanah ambles) situ saja,” ujar Hengky.

Setelah mendapatkan hasil penelitian dari tim Geologi Bandung, Hengky mengatakan, pihaknya langsung melakukan sosialisasi ke masyarakat, agar dapat meredam keresahan warga.

Informasi itu sekaligus memberikan pemahaman atas fenomena yang terjadi.

Dia menyebut, sampel bebatuan di lokasi tanah ambles itu telah diambil oleh tim peneliti dan akan dikaji lebih lanjut di Bandung.

Setelah itu, hasil lengkap dari penelitian itu akan disampaikan ke masyarakat.

“Yang jelas memang jenis batuan di sini itu jenis batuan gamping, jadi mudah lapuk. Saya juga tidak yakin awalnya, tapi mereka (tim Geologi) mengambil sampel batuan dan menghancurkan. Ternyata di bagian tengah batu memang lapuk,” kata Hengky.

Baca juga: Perampok Mengikat ATM BRI, lalu Ditarik Pakai Mobil

Fenomena tanah ambles di Desa Sila telah terjadi sejak 2012, saat gempa mengguncang wilayah tersebut.

Namun, saat itu kondisi lokasi tanah ambles itu masih sebatas retak.

Setelah itu, pada 4 November 2019, lokasi tanah itu menunjukan peningkatan aktivitas setelah gempa kembali mengguncang wilayah Maluku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com