Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Petani Kopi Tewas Diterkam Macan Tutul, Peristiwa Serupa Pernah Terjadi 50 Tahun Lalu

Kompas.com - 18/11/2019, 16:32 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) digegerkan adanya seorang warga bernama Kuswanto (53) yang tewas setelah diterkam seorang macam tutul saat sedang memetik opi di kebunnya sendiri, Minggu (17/11/2019).

Kuswanto tewas, setelah mengalami luka cakar di bagian kepala dan gigitan di leher.

Pasca kejadian tersebut, Kepala Desa Pulau Panas, Sumadi mengimbau kepada seluruh warganya untuk menghentikan sementara aktivitas di sekitar lokasi.

Sementara itu, setelah adanya warga yang tewas diterkam macan tutul. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel langsung menurunkan tim untuk mengetahui satwa tersebut keluar dari habitatnya.

Baca fakta selengkapnya:

1. Kronologi kejadian

Ilustrasi macan tutul.SHUTTERSTOCK Ilustrasi macan tutul.

Kepala Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Sumsel, Sumadi mengatakan, menurut keteragan rekan korban bernama Yansyah, peristiwa yang dialami korban terjadi sekitar pukul 10. 00 WIB, korban sedang memetik kopi di rel perkebunan.

Saat itu, Yansyah mendengar suara jeritan korban. Mendengar itu ia pun langsung menuju sumber suara.

Dan betapa terkejutnya Yansyah sesampainya di lokasi melihat korban sudah berlumuran darah.

"Yansyah langsung mengambil kayu untuk mengusir macan tutul itu. Kuswanto tidak dapat tertolong karena mengalami luka parah di bagian cakar di kepala dan gigitan di leher," katanya, saat dikonfirmasi.

Baca juga: Petani Kopi di Lahat Tewas Diterkam Macan Tutul

 

2. Kejadian serupa pernah terjadi 50 tahun lalu

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.

Sumadi mengaku, kejadian ini baru kali pertamanya yang membuat warga desa setempat geger.

Sebab, selama ini, di desa tempat mereka tinggal tidak pernah terjadi konflik antara waga dengan satwa yang dilindungi. Bahkan, posisi kebun warga pun berada jauh dari hutan lindung.

"Kejadian seperti ini terakhir 50 tahun lalu. Saat itu, ada warga yang sedang mandi, kemudian diterkam oleh harimau. Baru sekarang terjadi lagi," ujarnya.

Baca juga: Ayah Kisahkan Momen Pilu Saat Anaknya Tewas Diterkam Macan Tutul

 

3. Kades imbau warga untuk menghentikan aktifitas di sekitar lokasi

Ilustrasi petani kopiKOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Ilustrasi petani kopi

Setelah ada salah satu warga di sekitar diterkam macan tutul, Sumadi pun mengimbau kepada seluruh warganya untuk mengehentikan sementara aktifitas di sekita lokasi sampai kondisi di sekitar kebun kembali aman.

"Lebih baik hentikan sementara waktu, kita tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Warga sudah diimbau, jangan ke sana dulu," imbuh Sumadi.

Baca juga: Lagi Berkemah, Wisatawan Taman Gunung Dempo Diterkam Harimau

 

4. Tim BKSDA diturunkan untuk mengetahui penyebab macam tutul keluar dari habitatnya

 

Pasca kejadian adanya warga tewas diterkam macan tutul, Tim dari BKSDA Sumsel pun telah dikirimkan untuk mengetahui penyebab satwa tersebut keluar dari habitatnya.

Setelah kajian tersebut dilakukan, mereka baru akan memutuskan untuk menentukan titik yang tepat memasang jebakan kamera.

"Kita belum tahu berapa jumlah macan tutul disana. Tim sedang dilapangan," kata Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan, Minggu (17/11/2019).

Pada umumnya, menurut Genaman, macan tutul merupakan hewan yang tidak memliki kebiasaan untuk menyerang manusia dibandingkan harimau.

Baca juga: Petani Kopi Tewas Diterkam Macan Tutul, BKSDA Sumsel Selidiki Penyebabnya

 

5. Kepala BKSDA Sumsel: macan tutul keluar karena ada tekanan dan gangguan

Masih dikataka Genman, macan tutul itu keluar dari habitatnya lantaran diduga mengalami tekanan di tempat mereka tinggal, seperti pembalakan liar, kebakaran hutan atau adanya pembukaan lahan baru.

Menurut Genman, wilayah tempat terjadinya konflik antara satwa liar dan warga tersebut memang berdekatan dengan hutan lindung.

"Kebun tersebut berada di luar kawasan hutan lindung. Artinya, macan tutul tersebut keluar dari habibat aslinya. Kemungkinan kalau secara umum ada tekanan dan gangguan sehigga menyebabkan satwa itu keluar," katanya.

Baca juga: Kronologi Karyawan Perusahaan Tewas Diterkam Harimau Sumatera di Riau

 

Sumber:KOMPAS.com (Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Farid Assifa dan Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com