Agus menambakan, dari penggeledahan kelima tersangka, polisi menemukan senjata rakitan, panah beracun, senjata tajam (sangkur) dan juga senapan angin di kediamaan mereka.
Dikatakannya, dari hasil pengembangan, siapapun yang masih di dalam jaringan kelompol ini, pihaknya masih akan melakukan upaya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Agus juga mengungkapkan, ancaman radikalisasi ini semakin besar. Apalagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat luar biasa. Hal ini, lanjut Agus, ini menjadi PR bersama.
Baca juga: Kapolda Sumut: Tersangka Teroris Berlatih Berkuda dan Memanah di Tanah Karo
Dari hasil penyelidikan terhadap 23 terduga teroris di Rutan Polda Sumut, lokasi latihan sebelum melakukan teror berada di Tanah Karo. Mereka diketahui berlatih berkuda dan memanah. Hal tersebut cukup membuat Agus heran.
"Tolong lah latihan-latihan kuda, manah, untuk apa sih," katanya.
Menurutnya, pelatihan yang dilakukan oleh jaringan teroris yang terlibat kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) ini mirip zaman batu.
Baca juga: Fakta RMN, Lolos Penggeledahan hingga Melilitkan Bom di Pinggang...
Kapolda Sumut meminta agar keluarga Rabbial untuk datang ke RS Bhayangkara Medan untuk dites DNA-nya.
Keperluannya, yakni untuk dicocokkan dengan (DNA) pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan tersebut.
Sehingga, jenazah Rabbial dapat dikembalikan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan.
"Tapi saya dengar ada laporan masyarakat yang menolak untuk dilakukan pemakaman (Rabbial) di sana. Saya tidak bisa mengomentari reaksi masyarakat," katanya.
Baca juga: Dua Terduga Teroris Kasus Bom Medan Menyerahkan Diri ke Polsek Hamparan Perak
Menurut Agus, 18 terduga teroris yang telah diamankan, diduga simpatisan ISIS. Mereka ingin menunjukkan eksistensinya.