Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Pingsan, Pilot Batik Air Sempat Lakukan Pendaratan Darurat

Kompas.com - 18/11/2019, 12:37 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Pol Hamidin, menjenguk pilot pesawat Batik Air Djarot Harnanto di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang, Minggu (17/11/2019) malam.

Didampingi sejumlah pejabat utama Polda Nusa Tenggara Timur, kepala Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang beserta tim medis tiba di RSU Siloam Kupang sekitar pukul 22.15 Wita.

Hamidin bergegas menuju ke ruang perawatan VIP yang terletak di lantai 5 RSU Siloam Kupang. Dia mengaku, kedatangannya itu hanya ingin menyampaikan apresiasi kepada pilot Batik Air Djarot Harnanto yang berhasil menyelamatkan pesawat dan ratusan penumpangnya.

"Saya hanya ingin mengucapkan selamat kepada pilot yang bisa mendaratkan pesawat dengan sempurna dan menyelamatkan 148 penumpang," kata Hamidin.

Baca juga: Pilot yang Pingsan Saat Penerbangan Batik Air Masih Dirawat di RS Siloam Kupang

Ia mengatakan, peristiwa tersebut merupakan kejadian luar biasa dan bukan karena kuasa manusia. Ia memuji cara kerja pilot karena merupakan senior penerbangan yang terlatih sekaligus instruktur.

"Dari penjelasan co pilot, kalau pilot sudah mendaratkan pesawat kemudian pingsan. Jadi pesawatnya sudah mendarat baru pilot pingsan dan ini luar biasa karena tidak ada insiden dan seluruh penumpang selamat," kata Hamidin.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Batik Air seri A-320 dengan nomor penerbangan ID-6548, rute Cengkareng-Kupang, mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/11/2019) siang.

Pesawat mendarat karena sang pilot bernama Djarot Harnanto mengalami pusing berat hingga konsentrasinya terpecah dan lemas.

Pilot tersebut kemudian dievakuasi oleh tim medis, ground handling, beserta petugas pengamanan Angkasa Pura I melarikannya ke rumah sakit Siloam.

Baca juga: Cerita Penumpang Batik Air Asal Kupang, Tak Tahu Jika Pilot Pingsan

Penjelasan Batik Air

Pihak Batik Air, memberikan penjelasan lengkap, menyusul insiden pilot Batik Air seri A-320 dengan nomor penerbangan ID-6548, yang pingsan, saat penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta-Kupang.

 

Lantaran pilot yang diketahui bernama Djarot Harnanto diduga pingsan, pesawat akhirnya mendarat darurat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan, operasional sudah dijalankan sesuai prosedur.

Danang menjelaskan, sebelum diberangkatkan, pesawat Airbus 320-200CEO registrasi PK-LUF itu, sudah melalui pemeriksaan lebih awal (pre-flight check) dan seluruh kru menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan laik terbang (airworthy for flight).

Batik Air, lanjut Danang, mengudara pada pukul 09.12 WIB dari Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta dan jadwal mendarat di Badara El Tari Kupang pada pukul 12.40 Wita

"Sebelum menurunkan ketinggian, Pilot in Command (PIC) dalam hal ini pilot merasa adanya gangguan kesehatan dengan indikasi pusing berat sehingga membuat konsentrasi terpecah dan lemas,"jelas Danang.

Selanjutnya kata Danang, seluruh kru yang bertugas telah bekerja berdasarkan prosedur dan tindakan yang tepat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com