Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Pulau Ende, Turun Temurun Terpaksa Minum Air Sumur yang Rasanya Asin

Kompas.com - 18/11/2019, 12:02 WIB
Nansianus Taris,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Hans menceritakan, saat ada tamu yang berkunjung ke pulau Ende, warga terpaksa harus membeli air dalam kemasan di kios untuk diminum.

"Sedih sekali. Sebenarnya hal ini kami tidak ceritakan. Tetapi ini penting agar pemerintah bisa tahu keadaan kami di sini," cerita Hans.

Baca juga: Pemkab Ende Kucurkan Rp 2 Miliar Benahi Taman Renungan Bung Karno

Daerah terpencil

Hans mengaku sangat bersyukur, di ujung tahun 2019 ini, pulau Ende yang letaknya jauh dari ibukota Kabupaten bisa dikunjungi para wartawan. 

Hans menuturkan, puluhan tahun lamanya warga menghuni pulau itu, baru kali ini mendapat kunjungan dari media massa di Kabupaten Ende. 

"Kami sangat bersyukur, adik-adik bisa datang kunjung ke sini. Selama ini kami rindu untuk menyampaikan aspirasi. Selama ini kami tidak ada media yang menulis keluh kesah warga di pulau ini," tutur Hans. 

Hans meminta kepada awak media agar bisa menulis elegi warga di pulau Ende khususnya kebutuhan akan air minum. 

"Kami tidak minta lain pak. Satu saja, air minum," pinta Hans.

Baca juga: Jenazah Bupati Ende Diterbangkan dengan Jet Pribadi, Gubernur NTT: Bantu Orang itu Wajar

Pakai perahu motor untuk ke ibu kota kabupaten

Untuk diketahui, jarak pulau Ende dari kota Ende ibu kota Kabupaten Ende sekitar 15 mil atau 15 kilometer. 

Pulau Ende ini merupakan daerah terluar di Kabupaten Ende.

Dari pulau Ende ini menuju kota Ende, harus warga menggunakan perahu motor mengarungi laut Flores.

Perjalanan membutuhkan waktu 40 menit hingga 1 jam.

Di kala musim hujan dan angin kencang, warga terpaksa mengurung niat berangkat ke ibu kota karena takut perahu diterjang ombak. 

Baca juga: Bupati Ende Meninggal Saat Kegiatan Golkar di Kupang

Solusi penyulingan air laut jadi air tawar

Usman Husen, Camat Pulau Ende mengatakan, saat ini untuk bisa menikmati air minum bersih dan tawar, warga menggunakan bak air dengan sistem Penampung Air Hujan (PAH).

Sistem itu bisa memenuhi kebutuhan air tawar bagi warga pada musim hujan.

Selain itu, warga juga mengandalkan air sumur. Tetapi, dominan air sumur itu rasanya asin karena terkontaminasi air laut.

Ia menyebut, solusi yang ditawarkan pemerintah adalah membangun penyulingan air laut jadi air tawar atau desalinasi.

Tetapi, proyek itu juga tidak bermanfaat bagi warga karena sejak dibangun tidak bisa beroperasi.

"Saya berharap pihak PDAM Ende bisa menuntaskan persolan air minum di pulau Ende. Warga sudah lama rindu konsumsi air minum bersih," ungkap Camat Usman.

Baca juga: Desalinasi, Solusi Banjir dan Penyediaan Air Baku Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com