Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2019, 22:17 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengimbau pesantren di Jabar agar melek teknologi internet dan komputer, sehingga bisa mendapat bantuan modal usaha dari pemerintah.

"Tolong pesantren jangan gaptek (gagap teknologi). Harus paham masalah teknologi komputer dan digital, karena tahun ini era gadget, siapa yang menguasai digital itu yang akan menikmati perkembangan dunia. Kalau tidak, pesantren akan termarjinalkan," kata Uu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (17/11/2019).

Imbauan Uu itu berkaitan dengan program "satu pesantren satu produk" atau one pesantren one product (OPOP) yang sedang digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Uu menjelaskan, program OPOP ini menyasar pesantren-pesantren di desa dan menjadi pilot project. Dana yang digelontorkannya pun cukup besar, yakni Rp 500 miliar.

Baca juga: DPRD Jabar: Program Satu Pesantren Satu Produk Sebatas Seremonial

Uu menyebutkan, jumlah total pesantren yang ada di Jawa Barat sebanyak 10.000 pesantren. Namun sayangnya, kata Uu, yang mendaftar hanya 4.300 pesantren.

Kendalanya adalah banyak pesantren yang kurang melek teknologi digital. Sementara pendaftaran program tersebut melalui internet atau registrasi online.

Dari 4.300 pesantren yang mendaftar, hanya 1.075 pesantren yang disetujui untuk mendapatkan dana bantuan modal masing-masing sebesar Rp 30 juta. Ajuan mereka disetujui setelah melalui proses penelitian persyaratan.

Uu mengatakan, setiap pesantren yang akan mendapatkan bantuan modal harus memiliki jenis usaha. Misalnya ada pesantren yang ingin memiliki usaha peternakan lele, maka sebelum diberi bantuan, pemerintah memberikan pelatihan kepada dua orang perwakilan untuk usaha tersebut.

"Lalu dites kembali setelah pelatihan itu, berhasil tidak. Kalau berhasil, maka dikasih bantuan, tahap pertama Rp 30 juta," kata Uu.

Namun sebelum diberi bantuan, pihak pesantren harus membuat memorandum of understanding (MoU) dengan calon pembeli. Hal itu agar produk pensntren yang dibiayai pemerintah bisa langsung dibeli.

Uu berharap tahun depan, pesantren penerima bantuan bertambah menjadi 2.000 pesantren per tahun, sehingga selama kepemimpinannya bersama Ridwan Kamil, semua pesantren di jabar sebanyak 10.000 pesantren akan mendapat bantuan usaha.

"Jika selama ini hanya 1.000 pesantren yang mendapat bantuan, maka selama kepemimpinan saya bersama Pak Ridwan Kamil, hanya 5.000 pesantren yang mendapat bantuan. Kecuali kalau kepempinan kami berlanjut hingga periode kedua, maka semua pesantren akan mendapat bantuan. Jadi saya berharap tahun depan, anggaran untuk pesantren bertambah," harapnya.

Menurut Uu, pesantren di Jawa Barat memang berbeda dengan lembaga keagamaan serupa di provinsi lain. Di Jawa Barat, kata Uu, ketika kiai sepuh atau kiai pendiri, pesantren ikut hilang karena tidak ada generasi penerus.

"Saya tahu itu karena saya juga dari pesantren. Saya kan panglima santri," kata cucu dari pendiri Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya itu.

Selain itu, biaya operasional pesantren juga berasal dari infak, sedekah dan iuran santri. Selebihnya ada pula bantuan dari luar melalui kharisma kiai sepuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com