Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2019, 19:43 WIB
Markus Yuwono,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Suasana berbeda pada pelaksanaan Ngayogjazz ke-13 Tahun 2019 di Dusun Kwangon, Desa Sidorejo Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. 

Untuk pertama kali, acara Ngayogjazz tidak dihadiri Djaduk Ferianto sebagai salah seorang pendirinya yang telah pergi ke hadapan Tuhan, Rabu (13/11/2019) lalu.

Suasana dusun Kwangon yang terletak di sebelah barat kota Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019), lebih ramai dari biasanya.

Ada tujuh panggung untuk penampilan artis di Ngayogjazz 2019 yang bertema 'Satu Nusa Satu Jazz'.

Baca juga: Hormati Djaduk Ferianto, Mahfud MD Akan Hadiri Ngayogjazz 2019

Pagelaran kali ini cukup 'istimewa'. Sebab, selain dibuka langsung oleh Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD, acara ini juga bertepatan dengan peringatan tiga hari meninggalnya Djaduk.

Bertempat di salah satu panggung yang diberi nama Getheng, sekitar pukul 15.30 WIB, pelaksanaan Ngayogjazz resmi dibuka oleh Menteri Polhukam Mahfud.

Saat pembukaan, hadir pula keluarga Djaduk, antara lain sang istri Petra dan kakak kandung Butet Kartaredjasa.

Wakil Gubernur DIY Sri Pakualam X dan beberapa seniman Yogyakarta juga hadir dalam acara itu.

Saat pidato pembukaan, Mahfud sempat mengenang Djaduk yang selama ini dikenalnya sebagai pria yang ramah dan sopan.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mohammad Mahfud MD saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala badan setingkat menteri.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Mohammad Mahfud MD saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala badan setingkat menteri.
"Tetapi selalu substantif kalau menampilkan seni. Kalau berdialog kocak, tetapi isinya dalam," kata Mahfud.

Baca juga: Butet Kartaredjasa Mengenang Djaduk Ferianto

Ia juga mengapresiasi karakter Djaduk yang disebut oleh seniman, tidak mau merepotkan orang lain.

Sebagai seorang seniman andal, Djaduk dinilai sukses membawa musik jazz yang selama ini dikenal sebagai musik kalangan elite dan eksklusif, menjadi musik yang akrab di telinga warga desa.

"Acara ini akan tetap berlangsung karena mas Djaduk punya semangat untuk menyelenggarakan ini dan untuk menyelesaikannya," ucap Mahfud.

Mahfud sendiri mengaku, mau hadir di Ngayogjazz lantaran merupakan salah satu warisan Djaduk. Pesan yang tertuang dari acara ini dinilai cukup banyak dan berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pesan kemanusiaannya tinggi, pesan kebersamaannya tinggi, pesan kerukunannya tinggi," ucap Mahfud.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com