Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta 3 Saudara Sekandung di Belawan Terduga Teroris Bom Medan: Nyuruh Ngaji Bagus-bagus, Kok kayak Gini...

Kompas.com - 16/11/2019, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

Rumah tersebut adalah milik Syamsudin alias Iwan, mertua Syafri yang saat ini sudah pindah ke Bengkulu. Di rumah tersebut Syafri tinggal bersama Ainun, istrinya, dan dua anaknya yang masih kecil.

Djuhadi mengaku terakhir kali melihat Syafri meninggalkan rumah pada Rabu (13//11/2019) sore.

Saat itu Syafri berboncengan dengan rekannya menggunakan dua sepeda motor.

Baca juga: Mahfud MD Sebut 8 Orang Ditangkap Terkait Bom Bunuh Diri di Medan

 

Geledah tiga rumah di Belawan

Pada Jumat (15/11/2019), tim gabungan dari Polda Sumatera Utara, Polrestabes Medan, dan Polres Pelabuhan Belawan dibantu tim Densus 88 Mabes Polri menggeledah tiga rumah di Lingkungan 20 Kampung Sentosa Barat, Jalan Tambak, Kelurahan Sicanang (Canang Kering), Kecamatan Medan Belawan.

Penggeledahan dilakukan sejak pukul 14.30 WIB hingga malam. Seorang perempuan dibawa oleh polisi.

Kepala Lingkungan 20, Jihadun Akbar, mengatakan, rumah pertama yang diperiksa adalah rumah Syamsudin alias Iwan, mertua Syafri.

Lalu rumah Rudi Suharto dan rumah Anto. Rumah Anto berada di belakang rumah Syamsudin.

Baca juga: Naik Motor dan Teriak Ada Bom di Mako Brimob, Istri Sebut Suaminya Stres

Jihadun mengatakan, rumah yang paling sering digunakan kumpul-kumpul adalah rumah Syamsudin.

"Paling sering di rumah Syamsuddin ini yang ada kumpul-kumpul hampir tiap hari. Syamsudin tidak tinggal di situ. Yang tinggal anaknya (Syafri dan istrinya)," katanya.

Jihadun bercerita, sejak lama warga menaruh curiga pada kegiatan mereka sehingga warga ikut memantau aktivitas mereka.

"Keresahan masyarakat karena mereka sering kumpul sampai larut malam di atas jam 12 malam. Kadang ada yang pulang dan menginap," katanya.

Baca juga: Diduga Teroris, Karyawan BUMN Krakatau Steel Ditangkap Densus 88

Jihadun menambahkan, aktivitas seperti itu sudah dijalankan Syamsudin sejak 2013, kemudian dilanjutkan oleh anaknya.

Sepengetahuannya, kelompok pengajian orangtuanya dulu bernama Jamiatul Insani.

"Yang ikut di pengajian itu, warga dari luar. Mereka pengajian atau kumpul sampai tengah malam. Tapi, mereka tertutup dan saat kita datang mereka diam," katanya.

Saat penggeledahan, tim INAFIS membawa dua plastik transparan berisi pakaian dan satu plastik berisi botol air mineral yang dipotong setengah berisi sesuatu.

Baca juga: Kronologi Penangkapan 2 Terduga Teroris di Cianjur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com