Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULAR NUSANTARA] Umat Hindu di Bantul Butuh Rumah Ibadah | Ridwal Kamil Bicara soal Kolam Renang Rp 1,5 M

Kompas.com - 16/11/2019, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ketua Parisada Hindu Dharma (PHDI) di Provinsi Yogyakarta, Made Astra, mengatakan umat Hindu di Bantul terpaksa beribadah maupun berdoa di rumah karena ketiadaan rumah ibadah.

Hal tersebut menanggapi insiden kegiatan persembayangan umat Hindu (piodalan) di Kabupaten Bantul yang dihentikan oleh sekelompok orang.

Sementara itu di Bandung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara terkait polemik kolam renang pribadi senilah Rp 1,5 miliar di Gedung Pakuan.

Ridwan Kamil mengatakan fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca. Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

 

1. Peringatan dini tsunami di Maluku Utara berakhir

Ilustrasi gempaShutterstock Ilustrasi gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut status peringatan dini tsunami pada Jumat sekitar pukul 01.45 WIB, pasca-gempa bumi magnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara, yang terjadi pada Kamis (14/11/2019) pukul 23.17 WIB.

BMKG mencatat, hingga Jumat (15/11/2019) pukul 02.29 Wita, sudah 19 kali terjadi gempa susulan pasca-gempa bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Edward Henry Mengko lewat pesan singkat saat dikonfirmasi, Jumat dini hari.

Ia mengatakan, untuk kejadian gempa bumi dengan kekuatan signifikan, biasanya diikuti dengan gempa susulan.

"Update terbaru hingga pukul 02.29 Wita, sudah terjadi 19 kali gempa susulan. Kisaran magnitudo 3,2 sampai 5,0," ujar Edward.

Baca juga: Peringatan Dini Tsunami Berakhir Pasca-gempa Magnitudo 7,1 di Maluku Utara

 

2. Kolam renang Rp 1,5 miliar di rumah dinas Ridwan Kamil

Seorang pegawai saat mengerjakan proyek pembuatan kolam renang di Gedung Pakuan, Kamis (14/11/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Seorang pegawai saat mengerjakan proyek pembuatan kolam renang di Gedung Pakuan, Kamis (14/11/2019).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara terkait polemik kolam renang pribadi senilah Rp 1,5 miliar di Gedung Pakuan.

Ridwan Kamil mengatakan fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.

"Jadi penambahan fasilitas olahraga itu sesuai kebutuhan, kebutuhannya sangat nyata, kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya tetap fit, sebagai gubernur Jabar, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact seperti lari atau loncat-loncat, harus terapi dengan namanya berenang. Maka dalam rutinitas masterplan, perbaikan yang namanya Pakuan saya arahkan dan setujui membuat kolam yang tidak terlalu besar," tutur Emil seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat (15/11/2019).

Ia mengatakn proyek revitalisasi Gedung Pakuan wajar dilakukan karena hampir 20 tahun gedung yang berusia 200 tahun itu belum pernah dipermak.

Baca juga: Penjelasan Lengkap Ridwan Kamil soal Kolam Renang Rp 1,5 Miliar

 

3. Umat Hindu butuh rumah ibadah

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi
Ketua Parisada Hindu Dharma (PHDI) di Provinsi Yogyakarta, Made Astra, mengatakan umat Hindu di Bantul terpaksa beribadah maupun berdoa di rumah karena ketiadaan rumah ibadah.

Padahal semestinya segala kegiatan peribadatan termasuk doa kepada leluhur seperti yang dilakukan Utiek Suprapti, dilakukan di pura.

"Sebaiknya itu di pura supaya sesuai dengan peruntukkannya," kata Made Astra.

Ia mengatakan jumlah umat Hindu di Bantul tak mencukupi syarat untuk membuat rumah ibadah.

Dalam catatan PHDI, di Kabupaten Bantul setidaknya ada 150 penganut Hindu. Tapi di tiap desa, jumlahnya tidak sampai sepuluh orang, sementara Peraturan Bersama Menteri mensyaratkan pendirian rumah ibadah minimal didukung 90 penganut sesuai tingkat batas wilayah.

"Ya tentu jadi sulit. Karena itu ingin mendirikan rumah ibadah karena kebutuhan umatnya. Sekarang terbentur dengan jumlah umat yang tidak memenuhi persyaratan di undang-undang."

Baca juga: Fakta Upacara Piodalan di Bantul Dibubarkan Warga: Umat Hindu Butuh Rumah Ibadah

 

4. Grup kasidah berkolaborasi dengan paduan suara gereja

Kelompok Kasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura tampil bersama paduan suara Ave Maria Kota Jayapura dan GKI PNIEL Kotaraja dalam pembukaan Pesparani I Katolik di Tanah Papua, Kota Jayapura, Papua, Kamis (14/11/2019) malamKOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kelompok Kasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura tampil bersama paduan suara Ave Maria Kota Jayapura dan GKI PNIEL Kotaraja dalam pembukaan Pesparani I Katolik di Tanah Papua, Kota Jayapura, Papua, Kamis (14/11/2019) malam
Saat pembukaan pesta paduan suara gerejani (pesparani) katolik I di Provinsi papua, Kota Jayapura, Kamis (14/11/2019) malam, grup kasidah Az Zahra dari Masjid Raya Jayapura tampil bersama dengan paduan suara Ave Maria Kota Jayapura dan GKI PNIEL Kotaraja.

Kedua kelompok yang mempunyai latar belakang agama berbeda menyanyikan lagu bahasa cinta, perdamaian, hingga Pancasila Rumah Kita.

Ini kali pertama kami berkolaborasi dalam sebuah kegiatan non-muslim, dan kami sangat bahagia. Inilah keberagaman yang sesungguhnya," Nurbaya, salah satu anggota kelompok Az Zahra.

Baca juga: Ketika Grup Kasidah dan Paduan Suara Gereja Berkolaborasi di Pesparani Katolik Papua

 

5. Sandiaga: beliau sarjana pertambangan

Sandiaga Salahuddin Uno Saat Mengisi Seminar di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta Kamis (14/11/2019)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Sandiaga Salahuddin Uno Saat Mengisi Seminar di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta Kamis (14/11/2019)
Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir memberikan sinyal menempatkaan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sebagai pimpinan di salah satu BUMN.

Menanggapi hal tersebut, Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan Ahok dipilih jadi bos salah satu perusahaan BUMN karena latar belakang pendidikan.

Sandiaga menilai Erick Thohir sudah berpikir matang saat menunjuk Ahok karena Ahok sarjana pertambangan.

"Mungkin Pak Ahok memiliki kekuatan di bidang pertambangan karena beliau sarjana pertambangan, yang dicari tentu kecocokannya kepada right man at the right place," ucap Sandi kepada wartawan seusai mengisi acara di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Bantul, Kamis (14/11/2019).

Ia juga meminta masyarakat agar tidak cepat berspekulasi atas pemilihan Ahok dan menunggu penjelasan Erick Thohir ke publik terkait keputusannya tersebut.

"Dan setelah terpilih, kita sudah wajib (mendukung) karena BUMN milik rakyat, milik bangsa dan negara. Jadi patut didukung untuk memberikan kemaslahatan sesuai dengan Pasal 33 UUD 45," ucap Sandi.

Baca juga: Ahok Ditunjuk Jadi Bos BUMN, Sandiaga: Beliau Sarjana Pertambangan

SUMBER: KOMPAS.com (Dendi Ramdhani, Dhias Suwandi | Editor: Farid Assifa, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com