KOMPAS.com - Ketua Parisada Hindu Dharma (PHDI) di Provinsi Yogyakarta, Made Astra, mengatakan umat Hindu di Bantul terpaksa beribadah maupun berdoa di rumah karena ketiadaan rumah ibadah.
Hal tersebut menanggapi insiden kegiatan persembayangan umat Hindu (piodalan) di Kabupaten Bantul yang dihentikan oleh sekelompok orang.
Sementara itu di Bandung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara terkait polemik kolam renang pribadi senilah Rp 1,5 miliar di Gedung Pakuan.
Ridwan Kamil mengatakan fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca. Berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:
BMKG mencatat, hingga Jumat (15/11/2019) pukul 02.29 Wita, sudah 19 kali terjadi gempa susulan pasca-gempa bermagnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Edward Henry Mengko lewat pesan singkat saat dikonfirmasi, Jumat dini hari.
Ia mengatakan, untuk kejadian gempa bumi dengan kekuatan signifikan, biasanya diikuti dengan gempa susulan.
"Update terbaru hingga pukul 02.29 Wita, sudah terjadi 19 kali gempa susulan. Kisaran magnitudo 3,2 sampai 5,0," ujar Edward.
Baca juga: Peringatan Dini Tsunami Berakhir Pasca-gempa Magnitudo 7,1 di Maluku Utara
Ridwan Kamil mengatakan fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.
"Jadi penambahan fasilitas olahraga itu sesuai kebutuhan, kebutuhannya sangat nyata, kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya tetap fit, sebagai gubernur Jabar, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact seperti lari atau loncat-loncat, harus terapi dengan namanya berenang. Maka dalam rutinitas masterplan, perbaikan yang namanya Pakuan saya arahkan dan setujui membuat kolam yang tidak terlalu besar," tutur Emil seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, Jumat (15/11/2019).
Ia mengatakn proyek revitalisasi Gedung Pakuan wajar dilakukan karena hampir 20 tahun gedung yang berusia 200 tahun itu belum pernah dipermak.
Baca juga: Penjelasan Lengkap Ridwan Kamil soal Kolam Renang Rp 1,5 Miliar
Padahal semestinya segala kegiatan peribadatan termasuk doa kepada leluhur seperti yang dilakukan Utiek Suprapti, dilakukan di pura.
"Sebaiknya itu di pura supaya sesuai dengan peruntukkannya," kata Made Astra.
Ia mengatakan jumlah umat Hindu di Bantul tak mencukupi syarat untuk membuat rumah ibadah.
Dalam catatan PHDI, di Kabupaten Bantul setidaknya ada 150 penganut Hindu. Tapi di tiap desa, jumlahnya tidak sampai sepuluh orang, sementara Peraturan Bersama Menteri mensyaratkan pendirian rumah ibadah minimal didukung 90 penganut sesuai tingkat batas wilayah.
"Ya tentu jadi sulit. Karena itu ingin mendirikan rumah ibadah karena kebutuhan umatnya. Sekarang terbentur dengan jumlah umat yang tidak memenuhi persyaratan di undang-undang."
Baca juga: Fakta Upacara Piodalan di Bantul Dibubarkan Warga: Umat Hindu Butuh Rumah Ibadah
Kedua kelompok yang mempunyai latar belakang agama berbeda menyanyikan lagu bahasa cinta, perdamaian, hingga Pancasila Rumah Kita.
Ini kali pertama kami berkolaborasi dalam sebuah kegiatan non-muslim, dan kami sangat bahagia. Inilah keberagaman yang sesungguhnya," Nurbaya, salah satu anggota kelompok Az Zahra.
Baca juga: Ketika Grup Kasidah dan Paduan Suara Gereja Berkolaborasi di Pesparani Katolik Papua
Menanggapi hal tersebut, Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, mengatakan Ahok dipilih jadi bos salah satu perusahaan BUMN karena latar belakang pendidikan.
Sandiaga menilai Erick Thohir sudah berpikir matang saat menunjuk Ahok karena Ahok sarjana pertambangan.
"Mungkin Pak Ahok memiliki kekuatan di bidang pertambangan karena beliau sarjana pertambangan, yang dicari tentu kecocokannya kepada right man at the right place," ucap Sandi kepada wartawan seusai mengisi acara di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Bantul, Kamis (14/11/2019).
Ia juga meminta masyarakat agar tidak cepat berspekulasi atas pemilihan Ahok dan menunggu penjelasan Erick Thohir ke publik terkait keputusannya tersebut.
"Dan setelah terpilih, kita sudah wajib (mendukung) karena BUMN milik rakyat, milik bangsa dan negara. Jadi patut didukung untuk memberikan kemaslahatan sesuai dengan Pasal 33 UUD 45," ucap Sandi.
Baca juga: Ahok Ditunjuk Jadi Bos BUMN, Sandiaga: Beliau Sarjana Pertambangan
SUMBER: KOMPAS.com (Dendi Ramdhani, Dhias Suwandi | Editor: Farid Assifa, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.