Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Siswa SD di Sukabumi Keracunan Setelah Konsumsi Permen

Kompas.com - 15/11/2019, 19:40 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Belasan pelajar SD Fathia Islamic School di Kecamatan Cibeureum, Sukabumi, Jawa Barat diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi permen, Jumat (15/11/2019).

Para pelajar ini merasakan gejala sama, seperti pusing dan mual.

Mereka langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R Syamsudin untuk mendapatkan penanganan medis.

Hal ini disampaikan Kepala Subag Hukum dan Humas RSUD Syamsudin SH, Supriyanto kepada wartawan di rumah sakit, Jumat siang.

"Informasi yang saya terima sementara ada sebanyak 13 pasien anak-anak yang masuk diduga keracunan makanan di sekolah," ungkap dia. 

Dia menuturkan kondisi pasien masih dalam observasi tim medis, dan untuk sementara kondisinya terlihat bagus dan tidak ada indikasi yang harus mendapatkan perawatan inap

"Semua pasien mengeluh sama, pusing dan sakit kepala," tutur dia.

Baca juga: Keracunan Makaroni, Puluhan Siswa TK dan SD di Cianjur Dilarikan ke Puskesmas

Dijenguk Wali Kota Sukabumi

Dugaan keracunan yang dialami pelajar SD ini mendapatkan perhatian Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi yang langsung menjenguk dan mendatangi IGD R Syamsudin.

Pantauan Kompas.com orang nomor satu di Kota Sukabumi ini sempat bercengkerama dengan seluruh pasien anak-anak yang diduga keracunan makanan.

Dia pun bertanya-tanya mengenai penyebab dugaan keracunan kepada anak-anak dan apa yang dirasakan.

"Alhamdulillah anak-anak sudah kembali pulih,  Jadi Insya Allah sudah tidak ada masalah lagi," kata Fahmi kepada wartawan di depan IGD R Syamsudin.

Baca juga: Korban Keracunan Makanan Pesta Pernikahan Bertambah Menjadi 194 Orang

Namun, dia melanjutkan, sudah menugaskan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengambil sampel permen yang dikonsumsi beberapa anak.

Rencananya sampel itu akan diperiksa di laboratorium.

"Informasinya permen itu dibeli dari.mini market," jelas dia.

Namun dia tidak menyebutkan merek dan jenis permennya. Hanya saja permen yang dibeli isinya banyak lalu dibagi-bagikan.

"Anak-anak yang mengonsumsi permen inilaj yang diindikasikan keracunan," kata Fahmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com