Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tetangga Terduga Teroris Medan: Syafri Enggan Hormat Bendera, Ikut Pengajian Eksklusif

Kompas.com - 15/11/2019, 18:47 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Terungkapnya jaringan teroris bom Mapolrestabes Medan mengejutkan tetangga salah satu terduga teroris yang bernama Syafri. 

Saat ditemui pada Jumat (15/11/2019), Djuhadi (75), tetangga Syafri mengatakan jika Syafri terlihat pergi meninggalkan rumahnya pada Rabu (13/11/2019) sore.

Syafri terlihat berboncengan bersama kawan-kawannya menggunakan dua sepeda motor.

Pantauan Kompas.com, rumah terduga teroris Syafri itu kini diberi garis polisi. Syafri sendiri saat ini masih dalam pencarian polisi. 

Djuhadi mengatakan, rumah itu sebelumnya ditinggali oleh Iwan, mertua Syafri. Umur Iwan terpaut beberapa tahun lebih muda dari Djuhadi.

Dua bulan yang lalu Iwan pergi ke Bengkulu bersama anak dan cucunya, menyusul istrinya yang sudah duluan di sana.

Rumah itu kemudian ditinggali oleh menantunya, Syafri dan istrinya, Ainun serta dua orang anaknya yang masih kecil.

Baca juga: Periksa Keluarga Bomber Polrestabes Medan, Polisi Temukan Pipa Bahan Kimia, Panah Beracun hingga Pengajian Eksklusif

Pengajian tertutup

Menurut Djuhadi, selama ini, di rumah itu sering dilakukan pengajian dengan sekitar sepuluh atau dua puluh orang yang ikut pengajian. Tertutup.

Dia menyebutnya tertutup lantaran tamu-tamu yang ikut pengajian adalah orang luar.

Pada awal-awal saja mereka di luar kemudian masuk ke dalam lalu pintunya ditutup.

Aktivitas itu, kata dia, menurutnya sudah berlangsung sejak 4-5 tahun yang lalu.

"Kami di sini tak ada yang tahu pengajiannya apa. Gimana, orang tertutup. Pintunya itu ditutup," katanya, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: Warga Ungkap Perilaku Pasutri Terduga Teroris Cianjur sebelum Ditangkap

Jarang bersosialisasi

Aktivitas tersebut membuat warga resah. Keresahan masyarakat karena keluarga itu tidak mau bergaul.

Bahkan warga juga melarang mereka beribadah di masjid di tempat tersebut yang jaraknya hanya sekitar 50 meter.

"Karena sudah lain pengajiannya. Orang di sini sudah dianggapnya tak ada saja. Di luar kelompok itu dianggapnya kafir," katanya.

Keluarga Syafri, kata dia, sangat jarang bersosialisasi. Istri Syafri pun sudah mengubah penampilannya. Di saat Lebaran pun, kata dia, mereka beribadah di tempat lain.

Baca juga: 9 Fakta di Balik Penangkapan Terduga Teroris di Riau, Bikin Takut Warga hingga Berencana Buat KTP

Dipecat karena tak mau hormat bendera

Syafri, menurutnya dulunya adalah seorang sekuriti di Ujung Baru, Belawan yang dipecat karena tak mau menghormat pada bendera.

"Dipecat dia karena tak mau hormat bendera. Adalah beberapa bulan lalu dipecatnya," katanya.

Hingga saat ini, tim gabungan dari Polda Sumut, Polrestabes Medan, Polres Pelabuhan Belawan dan dibantu tim Densus 88 Mabes Polri masih berada di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Sicanang (Canang Kering) Kecamatan Medan Belawan.

Rumah Syafri hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah Rudi Suharto (52), ayah Fadli, Aris dan Andri. Menurut Djuhadi, ketiga anak Rudi itu jarang tampak berkomunikasi dengan Syafri.

Baca juga: Diduga Teroris, Karyawan BUMN Krakatau Steel Ditangkap Densus 88

Bom bunuh diri di Mapolresta Medan

Diberitakan sebelumnya, tim gabungan dari Polda Sumatera Utara, Polrestabes Medan dan Polres Pelabuhan Belawan menyisir ke beberapa titik yang diduga terkait insiden bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan pada Rabu pagi (13/11/2019).

Pria yang melakukan aksi bom bunuh diri itu diketahui bernama Rabbial MN (24), yang alamat KTP-nya berada di Jalan Jangka, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah.

Polisi kemudian menyisir ke rumah mertua dan tempat tinggalnya di Pasar 1 rel, Kelurahan Tanah 600, dan Pasar 2 Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, pada Rabu sore. Berlanjut pada malam hari, polisi juga menyisir ke Belawan.

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol. Mardiaz Kusin pada Kamis sore menjelaskan bahwa sudah 12 orang diamankan masih sebagai saksi. Mereka adalah istri Rabbial, orangtua, mertua, kerabat dan tetangganya.

Kemudian pada Kamis malam (14/11/2019), diperoleh informasi penangkapan dua orang di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan.

Mereka adalah Aris (28) dan Fadli (21). Satu orang lagi bernama Andri (25) melarikan diri.

Baca juga: Fakta Istri Bomber Medan, dari Peran hingga Rencana Meneror Bali...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com