Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Hujan "Tipuan" Bisa Rugikan Petani

Kompas.com - 15/11/2019, 12:46 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi


UNGARAN, KOMPAS.com - Petani di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga diminta untuk tidak euforia dengan hujan yang beberapa hari ini turun.

Karena, saat ini sedang terjadi 'hujan tipuan' yang berlangsung secara sporadis.

Menurut Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Herizal, petani setidaknya menunggu hujan selama 10 hari berturut-turut baru mulai menanam.

"Petani jangan euforia karena saat ini ada hujan tipuan. Jadi hujan deras cuma beberapa menit, tapi besoknya panas lagi. Ini bisa merusak tanaman jika tidak kuat," jelasnya saat Sekolah
Lapang Iklim (SLI) Sosialisasi Agroklimat di The Wujil Resort, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: 11.000 Ilmuwan Sepakat, Perubahan Iklim Sudah Darurat dan Global

Menurutnya, awal musim hujan di Jawa Tengah cenderung bervariasi, tapi rata-rata akan dimulai pada pertengahan sampai akhir November.

"Untuk yang saat ini sudah masuk kategori basah adalah di sekitar Gunung Slamet, disana biasanya menjadi indikator untuk penghujan di Jawa Tengah," terang Herizal.

Sementara, Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, produktivitas dan ketahanan pangan sangat tergantung pada iklim.

"Bibit yang bagus, pupuk yang bagus, dan lahan yang bagus itu bisa dibuat dan diolah. Tapi yang tidak bisa diprediksi adalah iklim, sehingga perlu perhitungan yang cermat," ungkapnya.

Baca juga: Tahun 2020, BMKG Prediksi Tak Ada Anomali Iklim

Menurutnya, anomali cuaca sangat dirasakan sehingga petani harus melakukan langkah antisipasi agar tidak merugi. 

Di Kabupaten Semarang, lanjutnya, luas sawah sekitar 26 ribu.

"Dari jumlah tersebut, yang irigasi ada 18 ribu hektare. Tapi jumlahnya itu juga berkurang karena irigasinya juga digunakan buat bangunan jalan atau rumah. Sementara sisanya, masih bergantung pada hujan," kata Mundjirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com