Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Driver Online Mamuju: Kami Pejuang Keluarga, Bukan Teroris

Kompas.com - 15/11/2019, 11:50 WIB
Junaedi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.COM – Pasca ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, 13 November 2019 lalu, para pengemudi ojek online (ojol) di Mamuju, Sulawesi Barat mengaku pendapatannya menurun.

Profesi mereka kerap dikaitkan dengan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, lantaran mengenakan atribut seragam dari salah satu perusahaan ojol.

Baca juga: Markas Polda Lampung Batasi Akses Masuk Ojek Online

Abdul Wahab, Ketua komunitas Grab Man di Mamuju mengaku saat ini warga ragu menggunakan jasa ojol. Profesi sebagai pengemudi ojol menjadi korban atas peristiwa itu.

"Kami menolak terorisme. Para driver ojol ini merupakan pejuang untuk keluarga," ujar Wahab, Jumat (15/11/2019).

Baca juga: Driver Ojol di Pulau Ambon Tak Boleh Keluar Masuk Kantor Polisi

Atas peristiwa tersebut, pendapatan pengemudi ojol di daerah lain merosot tajam.

“Terus kejadian bom bunuh diri di Medan kami merasa terpukul dan merasa sangat dirugikan,” jelasnya.

Mereka juga minta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Tak hanya itu, Wahab meminta kepada masyarakat agar tidak menyangkut pautkan identitas dan profesi mereka dengan kejadian bom bunuh diri di Mapolrestabe Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com