Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film "Hutan Perempuan" Produksi Imaji Papua Masuk Nominasi Piala Citra 2019

Kompas.com - 14/11/2019, 23:32 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Film Dokumenter Tonotwiyat atau Hutan Perempuan berhasil masuk nominasi Piala Citra Festival Film 2019.

Film berdurasi 92 menit karya sineas muda Yulika Anastasia Indrawati mengangkat budaya warga Kampung Engros, Kota Jayapura, Papua.

Film yang diproduksi secara independen oleh Imaji Papua masuk dalam kategori film dokumenter terpanjang terbaik.

Imaji Papua adalah komunitas yang mengembangkan konten-konten kreatif di Jayapura, dan salah satunya adalah memproduksi film independen.

Yulika mengatakan, perjalanan film ini cukup panjang. Dimulai dari riset pada tahun 2018 dan diproduksi pada Februari - Maret 2019.

Baca juga: Sriwijaya Air Batal Terbang dari Timika, Penumpang Marah, Sempat Blokade Penerbangan Garuda

Film ini diproduksi sebagai sebuah kepedulian terhadap lingkungan, dan kearifan lokal yang ada di Kota Jayapura.

" Ya, sekaligus mengaktualisasikan jiwa seni kami, dalam hal ini seni film," kata Yulika, dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (14/11/2019) malam.

Yulika mengaku, dalam masa pra produksi hingga produksi sebenarnya ada banyak kendala yang dihadapi, yakni minimnya budget dan peralatan yang minimal.

Meski demikian, Yulika bersama Alfonso Dimara sebagai Director of Photography, dan crew yang terlibat yakni Hermalina Windessy, Robby Seseray dan Nunung Kusmiaty, tetap bertekat untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang mengangkat nilai-nilai luhur budaya Papua.

"Saya pribadi berterimakasih kepada Kepala Kampung Enggros Bapak Orgenes Meraudje, Mama Lian Youwe, Mama Ani Meraudje dan warga Kampung Enggros karena dengan keterbatasan yang ada, mereka tetap bersedia menjadi subyek dalam film ini dan banyak membantu kami di lapangan," tutur Yulika.

Baca juga: Kisah Guru di Pedalaman Papua, Gaji Habis Beli Air dan Minyak Tanah

Pada 24 Juni lalu, film ini diputar perdana di Abepura. Selanjutnya, Yulika mengirimkan film ini untuk mengikuti kompetisi Festival Film Dokumenter (FFD) Jogja yang akan diselenggarakan 1-7 Desember mendatang.

Film ini akan diputar disana, dan FFD Jogja sekaligus menjadi world premiere atas film ini.

Pada waktu yang sama penyelenggara festival, yakni Forum Film Dokumenter sedang menjaring film-film dokumenter karya sineas Indonesia untuk mengikuti FFI.

Sebagai catatan, Forum Film Dokumenter adalah lembaga yang resmi ditunjuk oleh komite FFI untuk menjaring film - film dokumenter karya anak bangsa.

"Penyelenggara FFD menelpon saya langsung dan mengirimkan email untuk meminta kesediaan saya untuk menyertakan film ini mengikuti FFI 2019," ujar Yulika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com