Kata dia, terduga pelaku ditangkap sedang berada disebuah warung yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Saya lihat langsung polisi pakai senjata dan berompi anti pelaku menangkap WN. Saya jadi merinding melihatnya. Sekampung heboh," tambah Kadindin.
Baca juga: Sebelum Ditangkap, Terduga Teroris Minta Uang Jajan dan Kerjaan
Salah satu terduga teroris yang ditangkap di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, sempat meminta uang dan kerjaan kepada warga.
Hal itu diakui Katib Sarbaini (55), salah seorang pemilik kebun sawit di Desa Kuapan.
"Saya ketemu dia di kebun sawit hari Minggu (10/11/2019). Itu setelah kawan-kawannya (terduga teroris) yang lain sudah ditangkap hari Sabtu (9/11/2019)," sebut Katib saat diwawancarai wartawan, Rabu (13/11/2019).
Diceritakan petani ini, awalnya dia sedang bekerja di kebun sawit, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang tak dikenal menghampirinya.
Saat itu, terduga pelaku meminta uang. Namun, Katib mengaku sedang tidak ada uang.
"Dia minta tolong kasih uang Rp10 ribu buat jajan. Tapi saya bilang gak ada bawa uang. Terus dia minta kerja, diupah Rp20 ribu per hari gak apa-apa katanya. Saya bilang lagi gak ada kerja," kata Katib.
Dia mengaku sempat kaget saat bertemu dengan pria tersebut. Namun, Katib tidak mengetahui bila pria itu sedang dalam pengejaran Densus 88.
"Saya kaget juga waktu jumpa dia. Tapi lantaran bawa parang, saya gak begitu takut," ujar Katib.
Setelah semua permintaannya ditolak, kata dia, pelaku langsung pergi dengan melompati pagar kebun sawit.
"Dia langsung pergi lompar pagar. Katanya mau ke kebun," tambah Katib.
Baca juga: Densus 88 Amankan 3 Terduga Teroris di Banten, 1 di Jawa Tengah
Dua orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, sempat mau membuat membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Hal itu diceritakan Kepala Desa Kuapan, M Zen saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (14/11/2019).
"Sekitar sebulan lalu pernah datang ke kantor desa dua orang mau buat KTP dan KK," sebut Zen.
Kedua terduga pelaku, sambung dia, saat itu menemui sekdes untuk mengurus identitas tersebut.
Namun, sekdes menolak karena kedua pelaku tidak membawa persyaratan yang diperlukan.
"Surat pindahnya gak ada. Jadi berangkat desa tidak mau membuatkan. Setelah itu mereka langsung pergi," kata Zen.
Dia menambahkan, kedua terduga pelaku juga tidak pernah mau melapor sebagai warga baru.
Zen membantah jika pihaknya kecolongan dengan keberadaan terduga teroris di wilayah kerjanya.
"Kami sebenarnya tidak kecolongan. Kami tahu mereka tinggal di sini, tapi mereka gak mau melapor sama ketua RT atau pun RW," akui Zen.
Baca juga: Kronologi Penangkapan 2 Terduga Teroris di Cianjur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.