Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan Belum Selesai, Anggaran Distribusi Air di Gunungkidul Sudah Habis

Kompas.com - 14/11/2019, 18:35 WIB
Markus Yuwono,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki November 2019, intensitas hujan masih belum merata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Dampak kekeringan pun masih dirasakan sebagian besar masyarakat di lokasi tersebut.

Namun, anggaran dari pemerintah untuk distribusi air bersih ternyata sudah habis.

Bantuan dari swasta pun tinggal beberapa hari ke depan.

"Iya anggaran dropping sudah habis," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/11/2019). 

Baca juga: Warga Gunungkidul Temukan Granat yang Diduga Aktif di Pekarangan

Anggaran distribusi air bersih sudah habis sejak beberapa waktu lalu.

Saat ini, pihak BPBD masih mengandalkan bantuan dari swasta yang masih tersisa untuk 5 hari sampai 6 hari ke depan.

"Jika sampai tanggal 20 tidak turun hujan, kita akan berkoordinasi dengan pak Sekda untuk meningkatkan status darurat kekeringan," ucap Edy.

Untuk saat ini, hujan sudah turun di sebagian wilayah Gunungkidul.

Namun di beberapa wilayah lain, hingga kini belum turun hujan.

Baca juga: Kisah Perjuangan Warga di Belu, Berburu Air untuk Bertahan Hidup

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, hujan akan merata di dasarian ketiga November 2019.

Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul terdapat di 16 kecamatan, dengan jumlah jiwa mencapai 130.000.

Wilayah terparah meliputi Kecamatan Girisubo dengan total warga terdampak kekeringan 21.718 jiwa.

Kemudian, Kecamatan Paliyan 6 desa dengan16.978 jiwa, Kecamatan Rongkop 8 Desa dengan 9.922 jiwa, dan Kecamatan Tepus ada 5 desa dengan 12.441 jiwa.

"Untuk wilayah selatan seperti Purwosari, Panggang, Paliyan dan wilayah utara seperti Semin dan Ngawen belum turun hujan," kata Edy. 

Sekretaris Kecamatan Girisubo Arif Yahya mengatakan, hujan sempat mengguyur wilayahnya.

Namun, hal itu belum berpengaruh terhadap dampak kekeringan, sehingga masih membutuhkan air baku yang layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com