Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Julius, Remaja 13 Tahun Lumpuh Sejak Lahir, Andalkan Mama yang Kerja Serabutan

Kompas.com - 14/11/2019, 18:28 WIB
Nansianus Taris,
Khairina

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com- Julius Leonardus Perik, bocah asal Karot, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT menderita lumpuh sejak lahir. 

Sejak lahir hingga usia 13 tahun, Julius mengalami lumpuh tak berdaya

Akibatnya, ia hanya menghabiskan hari-harinya di tempat tidur. Ia tak bisa keluar dari rumah. 

Untuk buang air besar dan kecil pun, Julius harus dibantu sang bunda. Begitu pula, jika Julius hendak mandi dan makan. 

Baca juga: Kisah Julius, Remaja 13 Tahun Lumpuh Sejak Lahir, Andalkan Mama yang Kerja Serabutan

Elisabet Nueng, ibunda Julius menuturkan, anaknya itu memang tidak berdaya sejak lahir. 

Ia mengaku, sudah berulang kali membawa Julius ke dokter, tetapi tidak ada perubahan. 

"Dokter bilang anak saya tidak bisa berjalan," cerita Elisabet kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Kamis (31/10/2019).

Mama Elisabet menuturkan, sejak lahir hingga sekarang, Julius menggunakan popok sekali pakai. Itu dipakai untuk menjaga kebersihan tempat tidur Julius. 

Ia melanjutkan, untuk bisa membeli popok sekali pakai sang anak, Elisabet harus ikut kerja harian dengan orang setiap harinya.

Ia terpaksa harus banting tulang karena sang suami juga menderita gagal ginjal. Suami tidak bisa bekerja lagi. Setiap bulan sang suami mesti cuci darah. 

Mama Elisabet menyebut dirinya sebagai tulang punggung untuk menafkahi keluarganya. 

"Saya tiap hari kerja di orang, Pak. Uang yang saya dapat untuk beli beras dan beli popoknya Julius. Mana biaya cuci darah suami, mana beli kebutuhan pokok di rumah. Sedih sekali, Pak," tutur Elisabet. 

Ia mengaku, meski keluarganya dirundung susah dan penuh kekurangan, pemerintah belum pernah memerhatikan mereka. 

Semua jenis bantuan sosial pemerintah belum pernah menyasar ke keluarga mama Elisabet.

"Kami ini orang susah, Pak. Sedihnya keluarga saya tidak pernah dapat bantuan pemerintah. Pernah ada pegawai yang datang ambil data dan foto kami di sini, tetapi sampai sekarang tidak ada realisasi. Tidak tahu apa alasannya kami tidak dapat," ungkap mama Elisabet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com