Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Aksi Teror Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Kompas.com - 14/11/2019, 11:41 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Dijelaskannya, RMN datang menggunakan jaket ojek online dan mengaku mau membuat SKCK karena mau masuk CPNS.

Sesampainya di depan gerbang, pihak kepolisian memberitahu pelaku bahwa peraturan untuk masuk ke kantor polisi harus membuka jaket. Polisi kemudian menggeledah pelaku.

Saat digeledah petugas, di dalam tas ransel pelaku terdapat buku.

Selanjutnya, anggota kepolisian melakukan pengaturan untuk persiapan serah terima tugas piket pengurusan SKCK sekitar pukul 08.30 WIB.

Saat itu, lanjut dia, petugas juga memerintahkan pelaku membuka jaketnya.

“Eh buka jaketmu, tadi kan sudah disuruh buka," ucap Tatan menirukan perkataan petugas jaga kepada pelaku.

"Enggak lama setelah pelaku masuk, terdengarlah suara ledakan yang merupakan aksi bom bunuh diri tersebut," sambungnya.

Sementara itu, dari laporan jurnalis Kompas TV Bahri Nasri menyebutkan, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan diduga sempat melawan petugas sebelum meledakan diri.

Saat itu, petugas jaga mencoba memeriksa pelaku yang datang berjalan kaki menggunakan jaket pengendara ojek online.

"Saat dicegah, dia melakukan perlawanan dan langsung melarikan diri ke dalam, melakukan ledakan di kantin atau sebelah gedung Kabag Ops Polrestabes Medan," katanya.

Baca juga: Fakta Lengkap Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Meledak di Area Parkir hingga Siagakan Anjing Pelacak

 

Pelaku bom bunuh diri berprofesi jualan bakso hingga ojek

Pasca-ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, polisi melakukan pengeledahan di sebuah rumah yang berada di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara.

Rumah tersebut merupakan rumah orangtua RMN alias D, pelaku bom bunuh diri yang meledakan diri di Polrestabes Medan.

Selama pengeledahan berlangsung, warga sekitar turut berkerumun, bahkan sebagian warga yang mengenal RMN mengaku terkejut dan tidak menyangka. Sebab, yang bersangkutan dikenal baik.

"Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah," ujar Wandah salah satu warga sekitar kepada wartawan, Rabu.

Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59), yang mengaku pernah mengenal RMN juga membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut.

"Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini," katanya.

Dalam kesehariannya, sambungnya, RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan sambil berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal.

"Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah, sikap jadi seperti ini," ungkapnya.

Baca juga: Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, dari Jualan Bakso hingga Ojek Online

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com