Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Djaduk Ferianto di Mata Dewa Budjana, Juki Kill The DJ, hingga Syaharani

Kompas.com - 13/11/2019, 20:47 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dunia seni Indonesia berduka. Salah satu seniman dan musisi Djaduk Ferianto telah berpulang, Rabu (13/11/2019). Djaduk Ferianto meninggal karena serangan jantung.

Kepergian Djaduk Ferianto menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan para seniman, serta musisi tanah air.

Terbukti, banyak seniman dan musisi yang hadir melayat. Bahkan menteri hingga gubernur mengirimkan karangan bunga duka cita.

Gitaris band Gigi, Dewa Budjana pun hadir melayat. Dewa Budjana bahkan tampak turut menghantarkan jenazah Djaduk Ferianto hingga di peristirahatan terakhirnya di pemakaman keluarga Sembungan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Tak hanya Dewa Budjana, tampak pula di pemakaman Marzuki Mohamad atau Juki Kill The DJ, Syaharani, dan Soimah.

"Iya, Saya sangat kehilangan. Saya terakhir ngobrol (dengan Djaduk Ferianto) minggu lalu," ujar Dewa Budjana, usai menghadiri prosesi pemakaman Djaduk, Rabu.

Baca juga: Djaduk Ferianto Dimakamkan di Dekat Pusara Bagong Kussudiardja

Budjana menuturkan, dirinya akan tampil di gelaran yang di inisiasi oleh Djaduk yakni Ngayogjazz 2019.

Rencananya, Budjana akan berkomunikasi dengan Djaduk pada hari Jumat (15/11/2019)

Namun belum sempat berkomunikasi, penggagas Ngayogjazz ini meninggal dunia.

"Kemarin mau telepon lagi, tapi saya pikir Jumat saja lah, ngobrol kan Jumat juga akan ketemu. Terus tadi pagi dengar berita, sangat kaget," ucap dia.

Menurut Budjana, Djaduk adalah seorang seniman yang menginspirasi. Banyak karya-karya yang telah dihasilkan.

Djaduk juga banyak membuat event yang mewadahi musisi-musisi hingga mendapat panggung untuk tampil.

Di mata Bidjana, Djaduk juga sosok pribadi yang mudah bergaul dan humoris.

"Orangnya enak diajak ngobrol, dan selalu membuat suasana ceria dengan bercandanya," tutur Budjana.

Juki Kill The DJ mengaku banyak dibantu oleh Djaduk di awal-awal Jogja Hip Hop Foundation.

"Dulu Saya miskin nggak punya apa-apa, yang minjemin studio buat rekaman untuk pertama kali itu Mas Djaduk," ucapnya sambil menahan tangis.

Juki melihat, Djaduk Ferianto berkarakter keras. Namun di balik itu, putra bungsu seniman tari legendaris Bagong Kussudiardjo ini sangat peduli dengan sesama.

"Di balik karakternya yang keras, dia itu sangat peduli dengan orang-orang di sekitarnya tumbuh, dan ngasih kesempatan teman-teman yang muda tumbuh," ungkap Juki.

Sementara itu, Syaharani mengungkapkan Djaduk seniman yang kreatif, banyak ide dan eksploratif.

"Kesan tentang Mas Djaduk itu enggak pernah ada yang enggak istimewa," ujar Syaharani.

Baca juga: Djaduk Ferianto Meninggal, Keluarga Keraton Datang Melayat

Syaharani mengaku sangat kehilangan atas kepergian Djaduk. Ia berharap karya serta cita-cita Djaduk bisa diteruskan.

"Aku sangat kehilangan banget, berharap bisa diteruskan karya, cita-cita mungkin lewat keluarga dan anak-anak. Lewat anak-anak murid, kan banyak ya anak muridnya," ujar Syaharani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com