Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Petugas dengan Ketapel, Satu Terduga Teroris di Riau Ditembak

Kompas.com - 13/11/2019, 17:59 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Densus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris di Kabupaten Siak, Riau.

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan, terduga pelaku dilumpuhkan karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap.

"Satu orang pelaku yang menyerang anggota dengan ketapel panah saat penangkapan dan ditembak," ujar Agung, melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Rabu (13/11/2019).

Baca juga: Sebelum Ditangkap, Terduga Teroris Minta Uang Jajan dan Kerjaan

Terduga pelaku saat ini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru.

Agung tidak menyebutkan identitas terduga teroris yang ditangkap di Siak itu.

Namun, terduga teroris yang ditembak ini masih satu jaringan dengan terduga pelaku yang ditangkap di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, Riau.

"Operasi Densus 88 dan Polda Riau mengamankan lima orang diduga teroris di Kampar, Pekanbaru dan Siak sejak, Sabtu 9 November 2019," ungkap Agung.

Sebagaimana diberitakan, Densus 88 Mabes Polri menangkap enam terduga teroris di wilayah Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.

Menurut informasi yang dirangkum Kompas.com, penangkapan terduga teroris dilakukan sejak Sabtu lalu. Enam terduga teroris itu ditangkap dari berbagai lokasi.

Kadindin (50), melihat sendiri petugas menangkap terduga teroris yang diketahui berinisial ED.

"Saya lihat langsung penangkapannya di warung. Saya kenal sama yang ditangkap itu," kata Kadindin saat ditemui Kompas.com, Selasa (12/11/2019).

Pria yang tinggal di bantaran Sungai Kampar ini mengaku merinding saat melihat petugas bersenjata lengkap menangkap terduga pelaku.

Pada saat penangkapan, semua warga yang ada di lokasi diminta menjauh. Selang 15 menit kemudian, petugas mengamankan terduga pelaku.

Dia menuturkan, untuk terduga pelaku ED sudah cukup lama tinggal di Desa Kuapan. Namun, kesehariannya terkenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.

"Yang dua itu dulu dibawa sama ED ke kampung ini. Udah lama juga di sini, tapi enggak mau bergaul sama kita," tutur Kadindin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com