Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Cerita Guru Mengajar Pakai Helm di Kelas, 16 Tahun Gedung Sekolah Belum Pernah Direnovasi

Kompas.com - 13/11/2019, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah foto guru mengajar menggunakan helm di dalam kelas, viral di media sosial.

Foto tersebut diunggah pertama kali Twitter oleh akun @smpn3bayat pada Minggu (10/11/2019).

Selain guru yang mengajar menggunakan helm, foto tersebut juga memperlihatkan atap plafon ruang kelas kelas yang rusak.

Namun foto tersebut telah dihapus. Pada Selasa (12/11/2019) siang, akun @smpn3bayat memberikan klarifikasi terkait unggahan tersebut.

Baca juga: Viral, Guru Mengajar Pakai Helm karena Atap Plafon Ruang Kelas Nyaris Runtuh

"Atas berita dan postingan tentang Plafon rusak di SMPN 3 Bayat, Klaten, kami dengan kesadaran dan tanpa paksaan mohon maaf kepada semua pihak dan semua Netizen. Plafon yg rusak hanya sebagian, tidak semua Plafon rusak. Terima kasih"

 

 

Berawal dari atap plafon yang nyaris runtuh

Ilustrasi sekolah rusakShutterstock Ilustrasi sekolah rusak
Kepala Sekolah SMPN 3 Bayat Chaterina Supartini membenarkan foto tersebut diambil di sekolahnya, tepatnya di ruang kelas 7C.

Menurutnya, guru yang ada di dalam foto tersebut adalah guru Seni dan Budaya.

"Sudah saya klarifikasi. Itu guru Seni dan Budaya," kata Chaterina saat ditemui Kompas.com di sekolah setempat, Senin (11/11/2019).

Ia menjelaskan atap plafon nyaris runtuh yang terlihat di foto tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar dan mengajar siswa di kelas.

Pihak sekolah sengaja melepas semua atap plafon di ruangan tersebut karena ada yang rusak.

"Memang benar ada beberapa titik kerusakan itu. Sebetulnya, atap plafon itu masih nyantol (terpancang paku). Daripada nanti mengganggu KBM, kami lepas semua atap plafon ruangan itu," terang dia.

Baca juga: Risma Akan Bangun Sekolah di Eks Lokalisasi Dolly

 

Struktur tanah gerak

-kirillov alexey -
Rusaknya plafon di kelas tersebut diduga karena kondisi tanah yang labil.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 3 Bayat, Romi Fitriyanto, gerak tanah membuat plafon ruang kelas 7C tersebut terlepas dari paku.

"Ini karena kemarau panjang. Tanah bangunan bekas persawahan sehingga struktur tanahnya gerak (labil)," tutur dia.

Agar tidak membahayakan keselamatan siswa, maka pihak sekolah melepas semua plafon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com