Saat Kompas.com menyambangi sekolah ini terparkir satu unit eksavator persis di depan sekolah.
Tumpukan batu bara di depan sekolah pun masih membekas. Sisa-sisa batu hitam masih terlihat.
Baca juga: 4 Fakta Baru Gedung SD di Pasuruan Ambruk, Dua Tersangka Tak Memiliki Keahlian di Bidang Kontruksi
Dari depan sekolah tampak kiri kanan lubang tambang bekas galian menganga. Jika tiba waktu angkut batu bara, lalu lalang dump truck melintas di depan SD filial ini.
Aktivitas main murid SD saat istirahat sekolah dilintasi hilir mudik dump truk bukan hal baru.
"Kalau debu tambang kami sudah biasa," kata Bertha.
Tak hanya di depan di sekolah, di belakang gedung sekolah pun ada aktivitas tambang batu bara. Hanya, lokasinya agak jauh dari sekolah.
Baca juga: Lubang Bekas Tambang Telan 35 Korban Jiwa, Warga Desak Jokowi hingga Ada di Calon Ibu Kota Baru
Bertha dan Herpina tak ingin menanggapi lebih jauh soal aktivitas tambang batu bara.
Tak hanya alam sekitar sekolah di garuk alat berat, kondisi sekolah pun mulai retak. Belum jelas penyebabnya. Tapi dugaan kuat tanah bergerak.
Pondasi belakang sekolah retak. Lantai ruang kelas beralaskan ubin retak terkelupas dari dudukannya.
"Tanah di situ turun. Turapnya sudah tidak kuat," Bertha menduga.
Baca juga: Rawan Longsor, Tambang Batu Bara Ilegal di Muara Enim Ditutup
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan