Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Enggan Makan Ikan, Takut Kena Virus Demam Babi Afrika dari Bangkai Babi

Kompas.com - 12/11/2019, 20:11 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Bangkai-bangkai babi itu diduga dibuang oleh warga dari hulu sungai.

Babi-babi ini merupakan korban dari merebaknya wabah kolera babi di 11 kabupaten di Sumatera Utara.

Catatan terakhir pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, sedikitnya 5.800 babi di Sumut mati gara-gara virus ini.

Baca juga: Sebanyak 5.800 Ekor Babi Mati di Sumut, Distribusi Ternak Diperketat

Bisa dikonsumsi, tidak menular ke manusia

Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia beberapa waktu lalu mengatakan bahwa bangkai babi yang mati positif diakibatkan oleh virus hog cholera atau kolera babi. 

Selain itu, juga ada indikasi terjangkit African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika.

Kedua virus itu, kata dia, bukan virus zoonosis, artinya, virus tersebut tidak menular kepada manusia. 

Ternak babi yang terjangkit virus tersebut, kata dia, masih bisa dikonsumsi asalkan diolah dengan cara yang benar dan dimasak dengan suhu 100 derajat celcius.

"Masih bisa dikonsumsi, tapi caranya harus benar. Karena virus itu hanya menular pada babi. Tidak menular ke manusia," katanya.

Baca juga: Selain Hog Cholera, Babi yang Mati di Sumut Terindikasi Terserang Virus Demam Babi Afrika

Pemkot Medan sendiri mengimbau warga untuk tidak menggunakan air danau untuk aneka kegiatan sementara waktu ini. 

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Medan dr Muthia Nimphar.  

"Kami mengimbau untuk tidak menggunakan air danau ini dulu. Kalau ada yang sakit, segera ke puskesmas. Intinya tetap lakukan hidup bersih," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com