Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Soekarno di Kampung Lawang Seketeng Surabaya Jadi Wisata Sejarah

Kompas.com - 12/11/2019, 16:58 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menjadikan Kampung Lawang Seketeng yang berada di Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, sebagai salah satu destinasi wisata heritage. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, mulai saat ini kawasan kampung Lawang Seketeng bisa dikunjungi warga sebagai wisata yang menyuguhkan pemandangan kampung wisata sejarah di Kota Pahlawan.

Destinasi yang sudah bisa dikunjungi warga ini memiliki banyak sejarah tentang sejumlah tokoh nasional, salah satunya Presiden RI pertama Soekarno.

Di Kampung Lawang Seketeng itu, juga terdapat sumur tua dan mushala kuno yang menyimpan banyak benda sejarah, seperti tombak, Al-Quran bertuliskan tangan, ilmu falaq, hingga waktu salat zaman dahulu.

Baca juga: Mulai 2020, Disparbud Jabar Akan Jadikan Situs Purbakala Wisata Sejarah

Bahkan, di kampung ini juga terdapat rumah tinggal Presiden Soekarno serta meja bundar yang diduga pernah digunakan Bung Tomo.

Di kampung itu, juga terdapat makam Mbah Pitoni yang berada di tengah perkampungan. Konon, Mbah Pitono dahulu merupakan salah satu guru ngaji Presiden Soekarno dan Bung Tomo.

Menurut Antiek, di dalam lokasi wisata heritage terdapat beberapa benda bersejarah, seperti Langgar Dukur Kayu yang dulunya dipakai tempat mengaji Presiden Soekarno saat masih kecil.

"Saat ini sudah bisa dikunjungi. Ini kalau dilihat arsitekturnya pasti unik, dan ini bangunan 1893 dan usianya lebih lama, dan ini akan menarik perhatian masyarakat bahwa sudah ada kegiatan mengaji di Lawang Seketeng," kata Antiek, Selasa (12/11/2019).

Ia menyampaikan, masyarakat dan juga komunitas antusias menjaga bangunan tua sarat sejarah di Kelurahan Peneleh itu.

Baca juga: Warisan Benda Purbakala Bikin Cirebon Berpotensi Jadi Kota Wisata Sejarah

Antiek mengaku sengaja belum meresmikan Kampung Lawang Seketeng sebagai kampung wisata heritage karena nantinya kampung tersebut akan diresmikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Peresmian masih dijadwalkan untuk dibuka secara formal oleh Bu Wali. Sekarang ini kita baru pengenalan, dan masyarakat sudah mulai berkunjung," ujar Antiek.

"Di sini ada tempat destinasi wisata menarik, mulai dari zaman kerajaan, peninggalan zaman kerajaan sampai zaman perjuangan bangsa Indonesia," tutur Antiek.

Langgar Dukuh Kayu, tempat mengaji Soekarno

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengatakan, ornamen yang terdapat di kawasan Lawang Seketeng disebut memiliki nilai historis pada masa perjuangan.

Beberapa benda seperti dinding kayu sisik, daun pintu dengan engsel kuno serta kentongan yang ada di bangunan Langgar Dukuh Kayu, menurut Musdiq, merupakan saksi bisu bahwa tempat ini pernah dipakai mengaji Presiden Soekarno.

Termasuk menjadi lokasi para pahlawan seperti HOS Cokroaminoto saat berunding dengan tokoh bangsa lainnya di masa pra kemerdekaan atau masa penjajahan.

"Setelah kita wawancara dengan beberapa penduduk yang ada di sini, ada beberapa ulama yang sekarang ukirannya banyak kita temukan sekitar sini, dulu tempat ngajinya di sini," kata dia.

Baca juga: Dalam Rapat Partai Golkar, Bupati Ende Sempat Bicara Wisata Sejarah Pancasila dan Bung Karno

"Sesepuhnya sebenarnya termasuk  Bung Karno dan sebagainya, dulu gurunya tempatnya disini juga," ucap Musdiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com