Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reklamasi Bekas Tambang Timah di Pantai Terapkan Transplantasi Karang dan Fish Shelter

Kompas.com - 12/11/2019, 15:06 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Sistem transplantasi karang dan fish shelter mulai diterapkan untuk kawasan bekas penambangan timah di laut atau lepas pantai di Kepulauan Bangka Belitung.

Upaya ini bagian dari reklamasi berkelanjutan agar ekosistem bisa tumbuh dan mendatangkan manfaat ekonomi berkelanjutan.

Tim Reklamasi Laut dari Universitas Bangka Belitung, Indra Ambalika mengatakan, metode transplantasi karang dan fish shelter dilaksanakan di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah dan Bangka Selatan.

Khusus di Kabupaten Bangka Selatan hanya program fish shelter sementara di kabupaten lainnya lengkap untuk fish shelter dan transplantasi karang.

Baca juga: Kapolsek Bersimpuh di Hadapan Massa untuk Selamatkan Pekerja yang Dipukuli Saat Demo Tambang

"Beberapa kawasan yang diletakkan fish shelter telah menjadi daerah lokasi pemancingan dan tangkapan nelayan," kata Indra kepada Kompas.com, di Pangkal Pinang, Selasa (12/11/2019).

Dia menuturkan, reklamasi laut yang didukung BUMN PT Timah juga melibatkan masyarakat nelayan di sepuluh titik kawasan reklamasi yakni Pulau Pemain, Pantai Gunung Namak, Perairan Matras, Karang Kering Rebo, Karang Melantut, Pulau Putri, Pulau Panjang, Karang Aji, Karang Tanjung Ular, dan Tanjung Melala.

Indikator berhasilnya, dilihat nilai indek keanekaragaman jenis ikan andalan (H’) 1,412-3.232 dari standar nilai yang diharapkan H’ > 1,5.

“fish shelter cukup berhasil kecuali di Perairan Pulau Pemain Permis Kabupaten Bangka Selatan yang masih banyak terdapat aktivitas penambangan timah di laut oleh masyarakat (TI Apung) dan memiliki kondisi perairan yang lebih keruh. Nilai H’ tertinggi terdapat di Perairan Karang Melantut Rebo Sungailiat dengan jumlah spesies ikan yang ditemukan sebanyak 54 spesies,” katanya.

Baca juga: Biaya Reklamasi Tambang di Kalbar Hanya Rp 400.000 Per Tahun

Sementara untuk transplantasi karang, belum semuanya berhasil lantaran karang memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap penurunan kualitas perairan. Kondisi perairan yang masih terpengaruh dampak penambangan di laut belum maksimal untuk pertumbuhan karang apalagi kondisi arus dan gelombang yang berubah.

“Karang yang ditransplantasikan ada yang tumbuh dengan baik, namun banyak pula yang mati tertutup sedimen lumpur halus dan hilang/lepas akibat terkena arus. Bahkan modul transplantasi karang di perairan Tanjung Melala Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat banyak yang rusak akibat hempasan gelombang yang kuat saat musim barat,” katanya.

Untuk tranplantasi karang beberapa kawasan yang sudah cukup baik diantaranya ialah Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah, Tanjung Melala Kabupaten Bangka Barat, Karang Batu Putih, Pulau Putri, dan Karang Melantut Kabupaten Bangka.

Indra menjelaskan, PT Timah sebagai penggagas reklamasi laut sudah bisa menjadi contoh bagi pemerintah maupun perusahaan swasta. Proses reklamasi laut, diakuinya memang lebih sulit dengan media yang digunakan berupa air.

Baca juga: Siswa Sering Kecelakaan, Ini 6 Tuntutan Sekolah yang Berada di Jalur Tambang Parung Panjang

PT Timah menjadi yang pertama dalam melakukan reklamasi di laut, swasta yang nambang di laut juga belum ada yang melakukan kegiatan seperti itu, kan ini bisa menjadi contoh bagi yang lainnya. Kalau PT Timah sudah memberikan bukti dan buat pemda dan perusahaan swasta yang harus dilakukan PT Timah.

“Kalau PT Timah sudah kasih contoh dan ada bukti, jadi tidak ada lagi alasan bagi swasta untuk tidak melakukan ini. Reklamasi laut ini, pertama untuk rehaibilitasi populasi ikan biar banyak, kedua rehablitasi ekositem dengan terumbu karang dengan tranplantasi karang,” katanya.

Ke depan, reklamasi laut yang dilakukan ini bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata bahari atau kawasan konservasi perairan (Marine Protect Area).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com