Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Baru Gedung SD di Pasuruan Ambruk, Dua Tersangka Tak Memiliki Keahlian di Bidang Kontruksi

Kompas.com - 12/11/2019, 14:42 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah menetapkan S dan D sebagai tersangka atas kasus ambruknya gedung SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, fakta demi fakta mulai terungkap.

Diketahui, kedua tersangka tersebut ternyata tidak memiliki keahlian khusus dalam bidang kontruksi.

Kedua tersangka yakni S sebagai pengawas proyek hanya luluasn SMA, sementara D sebagai mando hanya lulusan SMP.

Sementara itu, dari hasil uji labotarium forensik Mabes Polri jika atap gedung SDN Gentong tidak layak dan membahayakan.

Baca fakta baru selengkapnya:

 

1. Dua tersangka tak memiliki keahlian di bidang kontruksi

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Kombes Gidion Arif Setiawan mengatakan, dua tersangka ambruknya gedung SDN Gentong, Kota Pasuruan, yakni S sebagai pengawas proyek, sementara D sebagai mandor ternyata tak memiliki keahlian dalam bidang kontruksi.

"Tersangka D sebagai mandor hanya lulusan SMP, sementara S sebagai pengawas hanya lulusan SMA," katanya kepada wartawan di Mapolda Jatim, Senin (11/11/2019).

Latar belakang pendidikan para tersangka, kata Gidion, tidak mendukung pekerjaannya di bidang konstruksi.

"Keduanya tidak memiliki kecakapan khusus," ujar dia.

Baca juga: Tersangka Atap SD Roboh Tak Punya Keahlian Bidang Konstruksi

 

2. Gedung SDN yang ambruk tak sesuai spesifikasi

 
Detik-detik Tewasnya Bu Guru & Siswa Terkena Ambrukan Atap SDN Gentong Pasuruan Surya.co.id Detik-detik Tewasnya Bu Guru & Siswa Terkena Ambrukan Atap SDN Gentong Pasuruan

Gidion mengatakan, dari hasil uji laboratorium forensik Mabes Polri menyebut jika atap gedung SDN Gentong Kota Pasuruan, tidak layak dan membahayakan.

Secara teknis, bahan yang digunakan untuk pemasangan atap tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam kontrak.

Dicontohkan Gidion, pada kolom atau ring balok yang harusnya diisi 4 besi berdiameter 12 milimeter, oleh pelaku hanya diisi 3 besi, itu pun spesifikasinya kurang dari perencanaan.

"Hasil uji laboratorium ditemukan menggunakan besi berdiameter 8 milimeter," ujarnya.

Baca juga: Gedung SD Gentong Ambruk, Spesifikasi Balok, Pasir, hingga Beton Penyangga Tak Sesuai

 

3. Bahan yang digunakan tidak sesuai

Ilustrasi sekolah ambrukKOMPAS.COM/FARIDA Ilustrasi sekolah ambruk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com