Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2019, 10:54 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Khairina

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi baunya tetap tercium juga, begitulah awal mula ditemukannya mayat dalam koper di atas jurang hutan pinus, Kampung Teluk Waru RT 01/13, Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat.

Kondisi mayat laki-laki di dalam koper warna biru itu diikat plester lalu dibungkus selimut warna kotak-kotak dilapisi plastik hitam.

Koper itu diduga kuat sengaja dibuang ke tempat sepi di kawasan Gunung Singa di pinggir jalan jurang hutan pinus yang jarang dilalui warga.

Baca juga: Duduk Perkara Penemuan Mayat dalam Koper, Lihat Kaki hingga Tercium Bau Bangkai

Posisi tubuh korban dipaksa tertelungkup di dalam koper dengan tujuan menghilangkan jejak dan bau menyengat. Tak pelak koper tersebut mengalami kerusakan karena tubuh mayat membengkak.

Kesaksian warga sekitar, Liawati (36) mengatakan, tanda-tanda awal akan ditemukannya korban berawal dari tiga anaknya yang tiba-tiba mengeluh mencium bau busuk menyengat.

Namun Lia menghiraukannya dan menganggap bau itu adalah bangkai hewan, sehingga tak ada sedikit pun kecurigaan.

"Malam Sabtu itu sudah ada baunya kecium tapi enggak curiga ke sana (bangkai orang) dan kita sangkanya itu bau bangkai anjing," katanya kepada Kompas.com di TKP, Senin (11/11/2019).

Lia menilai, dua hari sebelum penemuan mayat itu tidak tercium bau busuk di sekitar lokasi dan kondisi lalu lintas masih terlihat normal.

Namun, bertepatan saat itu, ada truk yang berhenti di dekat penemuan koper tersebut.

"Dua hari sebelum penemuan (Jumat) itu belum ada bau sama sekali kalaupun ada pasti koper itu sudah kelihatan, karena waktu hari Jumat di lokasi tanjakan (TKP) itu ada ban truk meletus dan sopir sempat cari batu untuk ganjal ban di TKP itu," ujarnya.

Baca juga: RS Polri: Mayat dalam Koper di Bogor Diduga Kuat Korban Pembunuhan

"Kita menduga koper itu dibuang malam Sabtu karena kalau memang ada di hari Jumat itu pasti si sopir truk itu lihat karena posisi ban truk yang meletus itu di samping TKP pas didekatnya," sambung dia.

Tiba-tiba, dua hari berikutnya, lanjut Lia, sang suami Didi Suswandi (42) diajak tukang ojek pangkalan untuk melihat temuan sebuah koper di pinggir jalan dekat jurang hutan pinus, pada Minggu (10/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB.

Setelah dilihat secara lebih dekat, alangkah terkejutnya mereka melihat kaki manusia keluar dari sela-sela resleting koper yang rusak.

Informasi di desa tersebut langsung tersebar dan warga berduyun-duyun menuju lokasi untuk melihat jasad korban yang sudah membengkak dililit plester putih.

Atas temuan itu, aparat kepolisian langsung melakukan penanganan dan olah TKP.

Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni mengatakan, jasad laki-laki di dalam koper itu diduga tewas lebih dari lima hari.

Dugaan itu bisa diperkirakan dari beberapa fisik yang sudah mengalami kerusakan. Salah satunya adalah sidik jari.

"Diperkirakan sudah lebih dari lima hari dan perkiraan forensik sidik jari pun sudah hancur," ucap AKBP Joni.

Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan apakah korban dibunuh di lokasi yang berbeda lalu mayatnya dibuang ke hutan pinus.

Yang pasti, lanjut Joni, terdapat luka lebam di dagu korban akibat hantaman benda tumpul yang mengindikasikan korban mendapat penyekapan.

"Iya ditemukan luka di bagian kepala dan dagu akibat benda tumpul," ujarnya.

Terlepas dari itu, polisi akan terlebih dulu mencari identitas korban secara menyeluruh dari mortem seperti gigi, rambut dan DNA.

Sejauh ini data korban belum teridentifikasi meski telah dicoba menggunakan alat dan data e-KTP.

Namun berdasarkan pemeriksaan sementara, ciri-ciri fisik korban bisa diketahui dari usianya yang diperkirakan 40 tahun dan berat tubuh sekitar 60 kilogram lebih.

"Ciri-ciri lain ada bekas jahitan kurang lebih empat kali enam sentimeter dan ada bekas operasi di kaki sebelah kanan," tuturnya.

Joni mengimbau kepada warga yang merasa kehilangan keluarganya agar mendatangi pihak kepolisian untuk mencocokkan ciri fisik korban yang saat ini mulai sulit dikenali.

"Bila ada masyarakat yang kehilangan anggota korban dengan ciri-ciri tadi kita akan meminta cek DNA-nya, sehingga  kita bisa pastikan keluarganya tersebut benar menjadi keluarga korban," tandasnya.

Hingga kini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi yang yang menemukan koper di TKP termasuk saksi yang pernah melintas di daerah tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com