Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anoa Tinggal 2.500 Ekor di Dunia, Satwa Khas Sulawesi Ini Terancam Punah

Kompas.com - 11/11/2019, 22:16 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Data dari lembaga konservasi internasional menyebutkan saat ini populasi anoa yang hidup di alam tidak lebih dari 2.500 ekor. Angka itu yang sangat memprihatinkan.

Untuk itu, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado melakukan diseminasi.

Kali ini, melalui Anoa Breeding Centre (ABC), BP2LHK Manado bekerjasama dengan PT. J-Resources Bolaang Mongondow (JRBM) menggelar kegiatan diseminasi.

Pendidikan konservasi bertajuk “Anoa School Outreach” tersebut digelar di SMP Satap Lolayan dan SMP Negeri 2 Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Senin (11/11/2019).

Kemudian dilanjutkan di SMP Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, Selasa (12/11/2019).

ABC sendiri merupakan kerjasama antara BP2LHK Manado dengan BKSDA Sulawesi Utara. Salah satu program andalan ABC dan secara turin dilakukan adalah pendidikan konservasi anoa.

Kepala BP2LHK Manado Mochlis menjelaskan, tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan lebih detail dan mendalam lagi tentang satwa endemik Sulawesi yang saat ini terancam punah yakni Anoa.

Sehingga diharapkan para generasi muda tahu lebih banyak lagi, bahkan bangga karena memiliki satwa endemik yang tidak ditemui di daerah lain.

"Anoa hanya ada di Sulawesi. Sehingga kita khususnya generasi muda patut berbangga," kata Mochlis.

Baca juga: Monitoring Anoa dan Babi Rusa dengan E-Pass

Konservasi anoa

Kegiatan ini diharapkan lebih menumbuhkan kecintaan terhadap Anoa. Serta turut melestarikan dan menjaga habitatnya.

Diharapkan juga, pelajar yang mengikuti kegiatan ini dapat berperan dalam mensosialisasikan terkait keberadaan anoa.

"Saat ini, BP2LHK Manado memiliki 10 ekor anoa. Tujuh yang kita dapat dari alam. Dan sudah ada tiga bayi anoa yang dihasilkan lewat proses perkawinan secara alami. Jadi yang ingin melihat langsung silakan datang ke Manado," tambah Mochlis.

Perwakilan PT. JRBM Rudy Rumengan yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, perusahaan sangat mendukung upaya konservasi anoa.

Selain beroperasi dan menjalankan program Cooperative Social Responsibly (CSR) di bidang kemasyarakatan, insfrastruktur, serta pendidikan khususnya di desa-desa lingkar tambang, sejak 2018 PT JRBM juga mendukung upaya-upaya konservasi yang dilakukan BP2LHK.

"Dalam beroperasi, kita ada larangan untuk tidak menganggu flora dan fauna terutama yang dilindungi. Contohnya yang sering ditemui di area perusahaan adalah satwa Yaki. Itu tidak boleh diganggu. Kalau anoa pernah ditemui oleh tim kami di kawasan Tobayagan yang juga masih masuk wilayah konsesi PT JRBM," ungkap Rudy.

Baca juga: Setelah Maesa, Bayi Anoa Ini Diberi Nama Anara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com