MEDAN, KOMPAS.com - Setelah ditunggu sejak pagi, akhirnya tepat pukul 15.00 WIB, akhirnya alat berat eksavator amfibi tiba di Danau Siombak.
Alat berat itu lah yang akan digunakan untuk menggali kuburan untuk ratusan bangkai babi yang mengapung di Sungai Bedera dan Danau Siombak.
Seorang pria berkaca mata hitam berdiri berkacak pinggang.
Satu orang lagi duduk dengan wajah serius mengoperasikan alat berat 'bertangan tunggsl' penggaruk tanah juga mengenakan kaca mata hitam.
Tangan tunggal itu berkali-kali mencecah ke air seperti mengetes kedalaman danau.
Baca juga: Bangkai Babi Mengapung di Danau, Nelayan Gatal-gatal
Setibanya ekskavator amfibi di lokasi, orang-orang sibuk memindahkan kendaraannya dari parkiran sehingga memakan waktu lebih lama lagi.
Lokasi itu tempat berkumpulnya anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polsek Medan Labuhan, Satpol PP, Dinas Kebersihan, pihak kecamatan dan masyarakat.
Akibatnya, air laut keburu pasang dan eksavator amfibi itu pun tidak bisa menggali kuburan untuk ratusan bangkai babi yang memenuhi Sungai Bedera dan Waduk Siombak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Armansyah Lubis, pihaknya sudah sepakat dengan pihak kecamatan untuk menunda pengorekan tanah karena sudah terlanjur pasang.
Padahal, sejak pagi, petugas BPBD Kota Medan terus mengevakuasi ratusan bangkai ke titik yang akan dijadikan tempat menggali kubur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.