JOMBANG, KOMPAS.com — Salah satu ruang kelas sekolah dasar di Jombang, Jawa Timur, ambruk karena usia bangunan yang cukup tua serta sudah lapuk.
Bangunan yang ambruk tersebut merupakan salah satu ruang kelas di SDN Dukuh Klopo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Atas kondisi bangunan itu, pihak sekolah sebenarnya sudah menyampaikan kondisi bangunan ruang kelas itu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
Baca juga: Gedung SD Ambruk Terjadi Lagi, Kali Ini di Jombang
Pihak sekolah bahkan sudah mengajukan bantuan rehabilitasi bangunan.
Namun, usulan tersebut belum pernah terealisasi hingga bangunan itu mengalami kerusakan parah hingga atapnya ambruk.
Kepala SDN Dukuh Klopo Trimiati mengatakan, usulan terakhir untuk rehabilitasi bantuan diajukan pada Oktober 2019.
"Insya Allah setiap tahun teman-teman (kepala sekolah sebelumnya) sudah mengajukan. Terakhir saya mengajukan, bulan Oktober kemarin," ungkap dia saat ditemui di sekolah yang dipimpinnya, Senin (11/11/2019).
Perempuan yang baru menjabat sebagai kepala SDN Dukuh Klopo pada September 2019 ini menjelaskan, sejak 2 tahun lalu, ruang yang ambruk tersebut sudah tidak dipakai.
Ruangan itu terpaksa dikosongkan sebab kondisinya sudah tidak layak dan membahayakan jika digunakan untuk ruang belajar-mengajar.
Ruang kelas di SDN Dukuh Klopo yang ambruk berada di deretan timur kompleks bangunan sekolah.
Adapun yang ambruk adalah ruangan yang berada di ujung utara. Untuk sementara, dua ruang kelas yang berdekatan dengan gedung yang ambruk dikosongkan oleh pihak sekolah karena ada aktivitas pembersihan ruang kelas yang ambruk.
Diajukan sebelum merger
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemkab Jombang Agus Purnomo mengatakan, rehabilitasi bangunan kelas yang roboh tersebut diajukan sekitar 3 tahun lalu.
Saat itu, ungkap Agus, belum ada penggabungan dari 2 SDN lainnya di Desa Dukuh Klopo. SDN Dukuh Klopo merupakan penggabungan dari SDN Dukuh Klopo I, II dan III.
"Ada pengajuan, tapi itu sebelum ada merger. Dua tahun lalu tiga sekolah merger jadi satu di SDN Dukuh Klopo," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (11/11/2019).
Baca juga: Kunjungi SDN Gentong Pasuruan yang Atapnya Ambruk, Menteri Nadiem Gelar Rapat Tertutup
Dijelaskan, implikasi dari adanya merger dari 3 sekolah membuat Pemkab Jombang membangun gedung kelas baru di sekolah tersebut, sedangkan bangunan lama di SDN Dukuh Klopo tidak diperbaiki ataupun direhabilitasi.
Menurut Agus, tidak dilakukannya rehabilitasi bangunan di SDN Dukuh Klopo karena mempertimbangkan efektivitas dan kegunaan gedung.
Dikatakan, dengan jumlah murid 196 anak yang tergabung dalam 14 rombongan belajar (rombel), gedung yang baru dibangun serta sebagian gedung lama, jumlah kelasnya masih cukup.
"Jadi gedung itu memang sudah tidak dipakai dan ruang kelas yang ada di SDN Dukuh Klopo, cukup untuk menampung 14 rombel," ujar Agus.
Dia menambahkan, pengajuan untuk rehabilitasi bangunan yang ambruk itu sudah masuk ke Dikbud Kabupaten Jombang. Namun, kemungkinan besar pengajuan itu akan diarahkan untuk optimalisasi bangunan lain.
"Karena sudah tidak dipakai, mungkin tidak akan kita bangun lagi. Bisa dibangun lagi, tapi kita arahkan untuk fungsi lain yang masih terkait dengan kegiatan sekolah," ujar Agus.
Sebelumnya diberitakan, sebuah bangunan kelas salah satu SDN di Jombang ambruk karena termakan usia dan sudah lapuk. Beruntung, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
Saat atap bangunan ambruk, tidak ada aktivitas belajar mengajar di ruang kelas tersebut maupun sebelahnya karena sedang libur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.