Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat untuk Mendikbud Nadiem, dari Guru di Pedalaman Mappi, Papua

Kompas.com - 11/11/2019, 15:57 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) Kabupaten Mappi, Provinsi Papua, Diana Cristiana Da Costa Ati, menulis surat terbuka untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Surat terbuka itu ditulis Diana dalam akun Facebooknya, pada Kamis (7/11/2019), dan sudah dibagikan 306 kali hingga Senin (11/11/2019).

Kompas.com kemudian menghubungi Diana melalui telepon seluler untuk mengklarifikasi surat tersebut.

Diana membenarkan surat terbuka yang ditulisnya itu.

Baca juga: Seorang Warga Tewas, Situasi di Tolikara Papua Sempat Memanas

Dalam suratnya itu, Diana memberikan selamat kepada Nadiem Makarim yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Diana pun menyampaikan permohonan maaf telah menulis surat terbuka ini, karena dia sadar bukan orang yang berpengaruh dalam dunia politik atau di instansi pemerintahan.

Tetapi, dia mengakui hanya seorang guru yang ditugaskan di pedalamam Kabupaten Mappi, Papua, pada 3 Oktober 2018 sebagai seorang GPDT.

Diana dapat bertugas di pedalaman Mappi, setelah lulus seleksi dalam program yang dibuat Bupati Mappi Kritosimus Yohanes Agawemu, bekerja sama dengan pihak Gugus Tugas Papua UGM.

Diana menceritakan, setelah tiba di Mappi, dia kemudian bertolak ke Kampung Kaibusene, tempat dia bertugas, pada 16 November 2018.

Untuk mencapai kampung tersebut, dia harus bertolak dari Distrik Assue menggunakan perahu ketinting dengan waktu tempuh kurang lebih 9 jam.

"Kami beberapa kali bertemu rumpun tebu rawa yang menghalangi perjalanan yang cukup menguras tenaga untuk dilewati. Kami berhenti dan membersihkan jalan tertutup itu. Ada yang terbayarkan dari perjalanan itu. Banyak ikan gabus bermunculan, berlompatan di permukaan air. Udara yang menyegarkan pikiran sedikit membantu melupakan letih yang menjalar dalam tubuh," cerita Diana.

Diana terkejut, saat tiba di Kampung Kaibusene. Air matanya pun jatuh karena melihat kondisi kampung, di mana masyarakat hidup di atas lumpur bila musim kemarau, dan genangan air rawa saat musim hujan.

Selain itu, saat tiba kondisi kampung sedang sunyi, sebab masyarakatnya ke hutan mencari gaharu dan mengumpulkan makanan sambil membawa anak-anak mereka.

Ironisnya, tulis Diana, guru yang ada untuk sekolah di kampung tersebut selama ini hanya 2 orang, terdiri dari 1 PNS dan 1 honorer. Keduanya harus mengajar lebih dari 50 anak.

Parahnya lagi, bangunan sekolah hanya ada 3 ruangan untuk 6 tingkatan kelas SD. Sehingga, dua kelas harus digabung dalam 1 ruangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com