Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Wajah Baru Kota Pangkal Pinang

Kompas.com - 11/11/2019, 11:05 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Matahari mulai membiaskan cahaya keemasannya saat jarum jam menunjukan pukul 17.00 WIB.

Suasana kota yang semula terik, kini berangsur sejuk. Sebentar lagi, petang berganti dengan malam.

Saat itu, para pejalan kaki bisa menikmati kondisi trotoar yang mulai rapi. Sebagian warga terlihat duduk-duduk santai sembari menunggu adzan maghrib.

Beberapa di antaranya terlihat menggenggam tasbih dan membaca kitab suci Alquran. Sementara, di ujung trotoar sekelompok remaja asik saling bersenda gurau.

Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, kini sedang bertransformasi. Fasilitas kota berupa trotoar yang dulunya kusam dan semrawut, kini mulai tertata.

Badan trotoar diperlebar sehingga nyaman dilewati pejalan kaki.

Baca juga: Hari Batik, Pelajar Disabilitas di Pangkal Pinang Diajari Membatik

Tak ketinggalan, kursi-kursi dipasang sebagai tempat duduk warga. Satu lagi yang tak kalah unik yakni, keberadaan ratusan bola-bola batu di sepanjang badan trotoar.

Bola-bola batu yang terbuat dari semen dengan diameter 50 sentimeter itu menyiratkan kesan kokoh dan antik.

Bola batu tersebut sekaligus menjadi representasi gugusan bebatuan granit yang menjadi ciri khas pantai di Kepulauan Bangka Belitung.

Bola-bola batu itu ada yang mengambil warna asli bebatuan granit, yakni putih dengan bintik-bintik hitam. Selain itu, ada juga yang dilapisi warna kuning emas.

Namun, tidak semua fasilitas umum di Pangkal Pinang yang trotoarnya lebar dan memiliki bola batu.

Saat ini, batu-batu baru terdapat di Jalan Hamidah, Jalan Girimaya dan Jalan Ahmad Yani.

Bagi warga kota, fasilitas kota yang mulai tertata ini membuat nyaman, serta mendorong tumbuhnya aktivitas perekonomian.

"Sekarang sudah enak dilihat. Berkumpul bareng teman dan sekitar sini makin banyak kafe bermunculan," ujar Adis, salah seorang warga Pangkal Pinang saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (10/11/2019).

Baca juga: Melihat Uniknya Gedung Sekolah Peninggalan Belanda di Karawang

Pengelolaan sampah dan pohon

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com