Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Wajah Baru Kota Pangkal Pinang

Kompas.com - 11/11/2019, 11:05 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Adis berharap, pengelolaan trotoar bisa sejalan dengan pembenahan saluran drainase, serta pengelolaan sampah warga kota.

Di sejumlah titik belum ditemukan tempat sampah, sehingga warga membuang sampah ke dalam selokan.

Satu lagi yang disayangkan, masih banyak pengendara yang membuang sampah dari dalam kendaraan mereka.

"Percuma kalau dibangun artistik, tapi sampah enggak jelas pengelolaannya. Jangan menunggu kesadaran warga terus. Kasih peringatan," ujar dia.

Hal senada disampaikan Wulan yang berkumpul bersama temannya saat sore mulai menjelang. Wulan menilai, wajah kota sudah mulai bagus, namun tidak ada pohon pelindung yang ditanam. 

"Warga keluarnya sore atau malam. Kalau siang panas, enggak ada pohon soalnya," ujar Wulan saat ditemui di trotoar depan Museum Timah.

Pantauan Kompas.com, kawasan Jalan Ahmad Yani yang fasilitas umumnya direvitalisasi merupakan zona banjir di Pangkal Pinang. Saat banjir besar pada 2016, ketinggian air mencapai 2 meter di kawasan itu.

Kini, kawasan tersebut menggeliat karena menjadi tempat jajanan kuliner.

Mulai dari penjual martabak, pecel lele, nasi goreng, wedang jahe, kopi hingga daging bakar bermunculan.

Para pekerja lembur atau yang pulang kemalaman, umumnya mampir ke Jalan Ahmad Yani untuk mencari kudapan. Warung maupun kafe rata-rata dibuka hingga pukul 24.00 WIB.

Mirip Kota Bandung

Bagi warga di Bandung, Jawa Barat, tentunya sudah tak asing lagi dengan fasilita trotoar dan bola-bola batu tersebut.

Sebelum dibangun di Pangkal Pinang, konsep trotoar dengan kursi dan bola-bola batu telah dibangun Pemkot Bandung, sejak beberapa tahun lalu.

Pembangunan di Jalan Asia Afrika atau di seputaran kawasan Gedung Merdeka Bandung itu dilakukan saat momen penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika ke-60 pada 2015.

Bola-bola batu di Kota Bandung bahkan diberi tulisan, nama-nama negara yang menjadi peserta Konferensi Asia Afrika kala itu.

Pangkal Pinang, kota dengan slogan "Beribu Senyuman" ini bertekad menjadi etalase Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta menjadi tuan rumah berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional.

"Kami berpikir, bagaimana orang bisa tersenyum jika berkunjung ke Pangkal Pinang. Jadi sektor jasa dan fasilitasnya akan terus dibenahi," kata Wali Kota Pangkal Pinang Maulan Aklil kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com