Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua TKI Asal Palembang Ini Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia

Kompas.com - 09/11/2019, 21:27 WIB
Aji YK Putra,
Dony Aprian

Tim Redaksi

 

 

Bukan hanya itu, selama perjalanan kedua korban tak dikasih makan. VA mengaku baru makan, usai membersihkan rumah agensi tersebut.

VA juga tak mengetahui bagaimana nasib NZH setelah dibawa kabur. Ia sempat berulang kali menayakan ke pihak agensinya terkait keberadaan NZH. 

Bahkan, agensi Malaysia itu mengancam NZH akan mengalami penyiksaan jika selalu ditanyakan.

25 September 2019, VA dijemput oleh majikannya untuk bekerja sebagai ART di kedai runcit. Di sana ia dipaksa kerja dari pagi hingga malam tanpa henti untuk membersihkan rumah dan toko.

"You kerja di sini ada peraturannya. You harus bangun jam 2.30 pagi. Kamu boleh makan kalau kita sudah makan. Kamu boleh tidur kalau kami sudah tidur," ucap VA menirukan majikannya itu.

Namun, VA ternyata tak bisa memasak. Majikan VA itu akhirnya protes dan mengembalikannya kepada pihak agensi di Malaysia.

"Saya ditendang, dijewer dan dimarahin habis-habisan sama Mom karena tak bisa memasak," kata VA.

Agensi di Malaysia itu akhirnya menghubungi agensi yang menjebak VA di Surabaya. Dalam percakapan itu, majikan tersebut protes karena telah membeli VA sebesar Rp 35 juta. Namun, VA ternyata tidak bisa memasak.

Majikan yang merupakan agensi VA mengancam akan memberikan hukuman tidak menerima gaji selama satu tahun. Selama itu, ia akan diajarkan memasak. Mendengar ucapan tersebut, VA minta dipulangkan ke Indonesia.

"Lalu saya dikirimkan lagi ke majikan yang lain. Sama, disitu juga saya tidak bisa memasak dan dikembalikan lagi,"ujarnya.

Setelah dari tangan ke tangan, VA lalu dipekerjakan di sebuah restoran sebagai waiter. Namun disana ia tak digaji. Kesempatan itu ternyata dimanfaatkan oleh VA untuk mencari bantuan. Seluruh tamu restoran, ia berikan kertas yang bertuliskan minta tolong.

"Setiap saya mengantar makanan, saya selipkan kertas. Tulisannya tolong saya. Lalu ada pengunjung yang membantu, dan saya bawa ke kamar mandi. Disana saya pinjam telepon untuk menghubungi keluarga di Indonesia," ucapnya.

Setelah mendapatkan alat komunikasi, VA memberikan kabar kepada orangtuanya jika ia telah dijebak dan berada di Malaysia. Orangtua dari VA langsung membuat laporan ke pihak kepolisian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com