Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Viralnya "Layangan Putus" dan Kompleksnya Pernikahan | Merasa Rugi Ikut BPJS | Penumpang Kereta yang Berisik

Kompas.com - 09/11/2019, 11:12 WIB
Harry Rhamdhani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

Keilmuan tentang pernikahan menjadi penting. Menurutnya, menikah karena terhasut oleh foto-foto pra-wedding dan kutipan-kutipan yang bersandingan dengan itu. (Baca selengkapnya)

3. Kenikmatan Seks Itu (Bukan) Tabu

Sejak hukum qanun di Aceh dijalan sejak 2005, baru kali ini seorang laki-laki anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) berinisial M kedapatan berduaan dengan seorang perempuan berinisial N yang bukan muhrimnya di dalam mobil.

M dan N ditangkap Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (pengawas pelaksanaan syariat Islam Aceh). Keduanya dijatuhi hukuman cambuk. M dicambuk sebanyak 28 kali, sementara N 23 kali.

Dari peristiwa tersebut, Kompasianer Rizka Khaerunnisa mencoba melakukan pendekatan filosofis tentang tubuh dan relasi kuasa yang terjadi pada setiap manusia.

Apa yang terjadi pada M di Aceh, tulisnya, menunjukkan adanya keretakan sistem meski itu hanya disebut sebagai "citra yang terluka" atau "nama yang tercemar" atau "kehormatan yang tercoreng". (Baca selengkapnya)

4. Jangan Merasa Rugi Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Pemerintah beranggapan menaikan iuran peserta BPJS adalah langkah tepat untuk mengatasi defisit keuangan. Kebijakan itu pun akan berlaku per 1 Januari 2020.

Atas kenaikan tarif tersebut membuat banyak orang kaget dan cenderung tidak menerimanya.

Hal ini, menurut Kompasiaer Veronika Gultom, berlatar karena pemahaman akan asuransi yang kurang di kalangan masyarakat kebanyakan.

Janganlah merasa tidak adil karena setiap bulan membayar tetapi belum menggunakannya. Bagaimanapun tidak ada orang yang mau sakit tetapi tidak dapat menghindarinya di kala sakit itu datang," tulis Kompasianer Veronika Gultom. (Baca selengkapnya)

5. Mendiamkan Penumpang Berisik di Kereta Api

Apa yang mesti dilakukan ketika kenyamanan privasi kita terganggu di ruang publik, seperti saat terganggu oleh berisiknya penumpang lain di kereta?

Kompasianer Hendra Wardhana coba menceritakan pengalamannya ketika dihadapkan pada kejadian tersebut.

Ketika itu, tulisnya, masuk serombongan berjumlah delapan orang yang karena penampilan dan kesan pertamanya mau tidak mau perhatian saya tertuju sejenak kepada mereka.

"Tapi keasyikan mereka mengambil foto dan selfie akhirnya membuat saya kurang nyaman. Pada satu kesempatan dua di antara mereka maju, berdiri, lalu berselfie persis di depan saya," lanjut Kompasianer Hendra Wardhana (Baca selengkapnya)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com