KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Hilir mudik truk tronton tambang yang melintasi wilayah Kecamatan Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, menuai polemik.
Selama bertahun-tahun, jalur tambang tersebut menjadi ancaman serius bagi warga sekitar.
Tak terkecuali bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Parungpanjang, Kabupaten Bogor. Mereka selalu merasakan ancaman kesehatan dan rawan kecelakaan.
Kini, truk-truk tronton itu menjadi sasaran aksi unjuk rasa karena dianggap tidak mampu mengatur lalu lintas saat membawa tambang.
Terlebih, belum lama ini ada dua siswa atas nama Luthfi Nurhalipah dan Bahtiar mengalami kecelakaan saat hendak pulang sekolah. Keduanya adalah siswa SMAN 1 Parungpanjang.
Namun berbeda nasib, Luthfi harus menelan pil pahit karena mengalami luka yang cukup parah di bagian pergelangan kaki sebelah kanan.
Baca juga: Polemik Tambang Parung Panjang, Ridwan Kamil: Saya Ingin Hentikan Kematian Warga
Kaki kanan Luthfi terpaksa diamputasi usai sepeda motor yang dikendarainya jatuh kemudian terlindas truk tronton.
Merasa kecewa, sebanyak 900 siswa dan dewan guru pun menggelar aksi unjuk rasa kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Mereka meminta Pemkab untuk mengatur dan menindak truk tronton yang kerap melanggar hingga menewaskan sahabat mereka.
Aksi unjuk rasa di depan kantor Kecamatan Parungpanjang, Jalan Raya Moh Toha, Desa Parungpanjang, Bogor, telah digelar pada Rabu (6/11/2019).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan