Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Tokoh Penyebar Islam Ki Ageng Tirto, Ciptakan Desa yang Tak Pernah Kekeringan

Kompas.com - 08/11/2019, 10:26 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ribuan orang memadati lingkungan makam Ki Ageng Tirto di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (6/11/2019).

Para peziarah berdatangan dari berbagai daerah untuk memperingati Haul Ki Ageng Tirto yang memiliki nama asli Syaikh Abdurrahman tersebut.

Sejak pagi hingga siang, para peiarah yang mayoritas mengenakan busana muslim Jawa berwarna putih terus berdatangan ke lokasi makam di kawasan perbukitan itu.

Mereka yang tua dan muda harus berjalan kaki di tanjakan dan turunan sekitar 1 kilometer untuk bisa mencapai ke sana.

Haul Ki Ageng Tirto secara turun temurun digelar setiap tahunnya oleh masyarakat setempat tepat pada tanggal delapan Maulud.

Langkah ini sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh pejuang sekaligus penyebar agama Islam di masa penjajahan Belanda itu.

Baca juga: Sejumlah Fakta Haul Gus Dur di Solo, Yenny Wahid Menangis Haru hingga Cerita Didatangi Gus Dur dalam Mimpi

Serangkaian peringatan Haul Ki Ageng Tirto berlangsung khidmat, apalagi dihadiri oleh ulama kesohor, KH Ahmad Muwafiq atau lebih akrab disebut Gus Muwafiq.

Kiai Nahdlatul Ulama (NU) berambut gondrong asal Yogyakarta itu begitu cekatan berceramah hingga memimpin doa dari ayat-ayat suci Al Quran.

Para peziarah pun nampak begitu khusyuk mengucapkan lantunan doa hingga menggema di lingkungan makam Ki Ageng Tirto. 

Sejumlah anggota Banser, TNI dan Polri pun ditugaskan menyebar di berbagai titik untuk mengawal haul Ki Ageng Tirto.

"Toleransi antar umat beragama sudah ditanamkan oleh Waliyullah atau Wali Allah yang menyebarkan agama Islam di Indonesia sejak dulu. Termasuk Ki Ageng Tirto. Islam itu mengajarkan kebaikan dan saling menghormati sesama manusia," kata Gus Muwafiq di hadapan ribuan peziarah.

Rampung berceramah dan memimpin doa, Gus Muwafiq selanjutnya meninggalkan panggung untuk berziarah ke makam Ki Ageng Tirto diikuti bubarnya para jamaah. 

Baca juga: Ribuan Warga Hadiri Haul Ayahanda Presiden Jokowi di Boyolali

Sumber mata air di tengah kekeringan

Tak Pernah Kering Saat Kemarau Sebagian besar peziarah yang merupakan warga setempat mengaku tak pernah absen mengikuti Haul Ki Ageng Tirto sebagai wujud takzim atas sepak terjang Ki Ageng Tirto yang berperan aktif merubah kehidupan perdesaan menjadi lebih baik.

Hal itu juga sebagai wujud syuku kepada Sang Khalik.

"Warga turun menurun punya bekal agama yang kuat. Lahan pertanian menjadi subur dan produktif karena adanya mata air yang ditemukan oleh Ki Ageng Tirto. Kami sangat bersyukur," kata Widodo, warga Desa Karangasem.

Sementara itu Kepala Desa Karangasem, Kanto, menyampaikan, selama ini setiap musim kemarau panjang, desanya tak pernah sekalipun mengalami krisis air.

Hal ini lantaran keberadaan beberapa sumber mata air peninggalan Ki Ageng Tirto yang kapasitasnya begitu melimpah.

Laju perekonomian warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan perajin batubata genteng pun berjalan dinamis.

Sumber mata air jernih itu tak pernah surut untuk mengairi sekitar 590 hektar lahan pertanian warga.

Sumber mata air yang deras itu juga dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari 10.900 warga dengan dialirkan melalui sistem pipanisasi.

"Alhamdulilah kami tak pernah kekurangan air. Lihat saja pertanian begitu subur. Ijo royo-royo. Air dari sumber mata air peninggalan Ki Ageng Tirto juga tak berhenti mengaliri permukiman dan area persawahan,. Haul dilaksanakan turun temurun sejak dari leluhur kami," ungkap Kanto.

Baca juga: Tradisi Makan Telur Mimi Sambut Puasa, Tradisi Para Penyebar Islam di Kendal

 

Tokoh penyebar agama Islam, keturunan Brawijaya V

Tokoh Masyarakat sekaligus Juru Kunci Makam Ki Ageng Tirto, Jumadi, mengungkapkan, Ki Ageng Tirto dikenal masyarakat setempat sebagai tokoh Wali penyebar agama Islam di wilayah Kabupaten Grobogan, Khususnya di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari. 

Dalam silsilahnya, Ki Ageng Tirto masih merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V, raja Majapahit. 

Ia juga masih ada hubungan dengan Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Getas Pendowo yang makamnya juga berada di Kabupaten Grobogan. 

Ki Ageng Tirto bermukim dan berkeluarga di Desa Karangasem hingga akhir hayatnya.

Mitologi masyarakat setempat, Ki Ageng Tirto memiliki karomah yang sangat luar biasa, sehingga merubah wilayah yang dulunya kering kerontang menjadi berlimpah air.

Dan setiap musim kemarau, Desa Karangasem tidak pernah mengalami kekeringan. 

Tanahnya subur berkat peran Ki Ageng Tirto yang bisa mengalirkan air dari gunung Muria sampai ke Desa Karangasem dengan bantuan dua pusaka yaitu patrem dan landak putih.

"Sumber mata air dari Gunung Muria di Kudus bisa dialirkan ke Desa Karangasem Grobogan berkat keistimewaan Ki Ageng Tirto. Beliau membuat lubang-lubang kecil dengan bantuan landak putih. Ada beberapa sumber mata air disini yang semuanya merupakan air dari sumber mata air di Gunung Muria. Karenanya beliau disebut Ki Ageng Tirto yang artinya air yang melimpah," pungkasnya.

Baca juga: Peringati Haul Gus Dur, Menag Ajak Masyarakat Hormati Perbedaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com