Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kondisi Bayi Berkulit Mirip Plastik Membaik | Kasus Jasad Pria Dicor di Bawah Mushala Terungkap

Kompas.com - 08/11/2019, 06:56 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Penyelidikan polisi terkait kasus pembunuhan Surono (51) yang ditemukan tak bernyawa dengan kondisi dicor di bawah mushala, akhirnya menemui titik terang.

Dua pelaku, yang tak lain adalah istri dan anaknya, telah tertangkap.

Kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif dari polisi untuk diungkap motif keduanya menghabisi Surono.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berencana mengeluarkan surat peraturan gubernur (pergub) terkait penanganan hog cholera atau kolera babi.

Seperti diketahui, hingga saat ini telah tercatat 11 kabupaten di Sumut terkena dampaknya.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Pelaku pembunuhan Surono adalah istri dan anaknya

WWW.PEXELS.COM

Salah satu pelaku, Mario Bahar (25), yang merupakan anak korban, diduga menghabisi nyawa ayahnya dengan linggis.

Sedangka Busani (47), istri korban, sebetulnya mengetahui pembunuhan itu dan justru membantu Bahar.

"Anak korban S (Surono) yang bernama Bhr (Bahar) yang membunuh S. Dia memukul memakai linggis saat korban tidur. Sedangkan saudari B (Busani) membantu dengan mematikan lampu depan rumah," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal dalam rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Baca berita selengkapnya: Jenazah Pria yang Dicor di Bawah Mushala Ternyata Korban Pembunuhan Anaknya

2. Mengaku rasul, Puang Lalang harus berurusan dengan hukum

Tribun Timur/ARI MARYADI

Puang Lalang menyebut dirinya adalah rasul dan mahaguru. Berdasar penyelidikan polisi, hal itu diduga dilakukan Puang untuk mendapatkan keuntungan dari para pengikutnya.

Pengikut ajaran Puang Lalang diwajibkan membayar zakat badan berdasarkan berat badan.

Dalam hitungan Puang Lalang, 1 kg berat badan bernilai Rp 5.000. Ada juga zakat maal atau harta senilai 2,5 persen dari penghasilan pengikut. Dana yang terkumpul dikelola sendiri oleh Puang Lalang.

"Modus pelaku menyebarkan aliran sesat dan menyesatkan dengan cara melakukan baiat, mendoktrin pengikutnya lalu menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga di Mapolres Gowa, Senin (4/11/2019).

Baca berita selengkapnya: Mengaku Rasul, Pria Ini Wajibkan Pengikutnya Bayar Zakat Berdasarkan Berat Badan

3. Formasi CPNS Jateng 2019

KOMPAS/LASTI KURNIA

Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah merinci formasi rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 di Jawa Tengah akan dimulai dengan tahapan perekrutan yang akan dimulai pada 11 November 2019.

"Untuk rekrutmen CPNS tahun ini, Pemprov Jateng mendapat kuota 1.409 orang dengan rincian 551 tenaga guru, 316 tenaga kesehatan, dan 542 tenaga teknis," kata Kepala BKD Jateng Wisnu Zaroh di Semarang, Rabu (6/11/2019).

Selain formasi umum, terdapat pula formasi khusus pada penerimaan CPNS 2019 yang meliputi cumlaude 30 formasi dan disabilitas sebanyak 28 formasi.

"Disabilitas juga dapat melamar pada formasi umum dalam jabatan yang telah ditentukan," ujar dia.

Untuk total formasi CPNS seluruh kabupaten/kota se-Jateng, lanjut Wisnu, tahun ini terdapat kuota sebesar 13.590 formasi, di mana semua proses rekrutmen CPNS 2019 akan dilaksanakan secara "online".

Proses pendaftaran akan dilayani pada laman https://sscasn.bkn.go.id dan https://jatengprov.go.id.

Baca berita selengkapnya: Ini Rincian Formasi CPNS Jateng 2019

4. Isi Pergub Sumut terkait wabah kolera babi

KOMPAS.COM/DEWANTORO

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, pemerintah provinsi akan mencegah orang membuang bangkai babi ke sungai. Salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Gubernur.

"Untuk itu, kita akan keluarkan surat kepada masyarakat. Bukan hanya babi, seluruh sampah tak boleh dibuang ke sungai," katanya.

Menurut Edy, bantuan dari pemerintah pusat adalah pemberian vaksin dan ahli-ahlinya.

Serangan virus ini, kata dia, sifatnya masih nasional, belum sampai internasional.

Baca berita selengkapnya: Gubernur Sumut Akan Keluarkan Pergub Cegah Orang Buang Babi ke Sungai

5. Kondisi bayi Mizyan membaik

Dok. Istimewa

Sejak dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, kondisi bayi Mizyan Haziq Abdillah yang baru berusia 6 bulan berangsur mulai membaik.

Hal itu diungkapkan oleh Nurul Qomar (31), orangtua bayi Mizyan, warga di wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia, Desa Makmur Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan.

“Sudah bisa tidur lebih banyak dengan tenang, mungkin rasa gatal di kulitnya berkurang sejak diberikan salep,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (7/11/2019).

Sementara itu, menurut Direktur RSUD Kabupaten Nunukan, Dulman, saat ini tim dokter masih melakukan diagnosa lebih lengkap terkait kondisi kulit bayi Mizyan yang mengeras seperti plastik dan mengelupas mengeluarkan darah tersebut.

“Kemungkinan bayi ini menderita dermatitis seboroik, itu berdasarkan hasil penelitian patologi anatomi,” ujarnya.

Baca berita selengkapnya: Kulit Bayi Mizyan Keras Seperti Plastik dan Mengelupas, Ini Dugaan RSUD Nunukan

(Penulis: Kontributor Magetan, Sukoco, Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Khairina, David Oliver Purba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com