Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempertahankan Cita Rasa Bolu Kijing dari Karawang

Kompas.com - 07/11/2019, 12:17 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Meski zaman semakin maju, Yayat tetap mempertahankan membuat Bolu Kijing secara tradisional. Tak lain, tujuannya untuk menjaga cita rasanya.

Yayat adalah keturunan ketiga pembuat Bolu Kijing, setelah kakek dan bapaknya.

Ia sendiri tak tahu pasti kapan keluarganya mulai membuat bolu itu.

Generasi ibu dan bapaknya saja dimulai sejak 1980.

Bolu itu dulunya dinamai bolu kepal.

Namun, pada masa pemerintahan Bupati Karawang Sumarno Suradi, makanan legendaris itu dinamai Bolu Kijing.

Mengapa demikian? Ternyata lantaran bentuknya yang mirip kijing atau kerang hijau.

"Kami memilih menggunakan tradisional, karena jika dengan cara modern, rasanya tidak sama," kata Yayat saat ditemui Kompas.com saat di rumahnya di Dusun Krajan 1BRT 003 RW 002, Desa Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (7/11/2019).

Sudah puluhan tahun keluarga Yayat membuat bolu menggunakan cara itu.

Baca juga: Melihat Uniknya Gedung Sekolah Peninggalan Belanda di Karawang

Yayat tengah memasukkan adonan Bolu Kijing  ke dalam panggangan, Kamis (7/11/2019). Bolu Kijing buatan Keluarga Yayat diproduksi secara tradisional untuk menjaga citarasanya.KOMPAS.com/FARIDA Yayat tengah memasukkan adonan Bolu Kijing ke dalam panggangan, Kamis (7/11/2019). Bolu Kijing buatan Keluarga Yayat diproduksi secara tradisional untuk menjaga citarasanya.
Terampil mengolah

Proses pembuatan mulai dari mengocok telur bebek dengan wadah dulang berbahan kayu.

Kemudian, memanggang dengan kompor minyak tanah dan paso, sejenis wadah dari bahan gerabah.

Setelah itu, menyeimbangkan panas pada bagian batas dengan arang yang diletakkan pada tutup panggangan.

"Tak bisa sembarangan, setiap proses berpengaruh terhadap rasa," ujar Yayat.

Bolu Kijing original dimasak selama 10 menit. Sementara, yang berisi selai nanas sekitar 12 menit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com