Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Longsor Terjang Kaki Gunung Walat Sukabumi, Rumah Rusak, Jalan Desa Terputus

Kompas.com - 06/11/2019, 20:07 WIB
Budiyanto ,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Tanah longsor terjadi di perbukitan Gunung Walat, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di Kampung Sindangresmi, Rabu (6/11/2019) subuh.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Hanya saja dinding dan lantai sebuah rumah mengalami retak, dan tanah di beberapa petak persawahan terangkat.

Kejadian itu juga menyebabkan jalan penghubung antar kampung terputus karena ambles. Bahkan, lapisan tanah jalan beraspal sepanjang 15 meter terangkat dan rusak.

"Sekitar pukul 04.00 ada warga yang mendengar suara gemuruh keras yang dilanjutkan teriakan longsor-longsor," ungkap salah seorang warga, Acep Onom (47) kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi jalan putus, Rabu.

Baca juga: Tanah Bergerak di Gunung Walat Sukabumi, Warga Mulai Mengungsi

Dia menuturkan, jalan penghubung dengan lebar sekitar 1,5 meter tersebut belum lama diaspal. Jalan ini sebagai jalur utama masyarakat desa.

"Jalan ini satu-satunya akses warga, terutama anak-anak pergi pulang sekolah, pekerja ke pabrik-pabrik. Karena terputus dan ambles jadi tidak bisa dilintasi sepeda motor," tutur dia.

Di Kampung Sindangresmi yang berlokasi di kaki perbukitan Gunung Walat lereng utara ini terdapat 43 rumah yang dihuni 53 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 150 jiwa.

Kepala Desa Karangtengah Gerry Iman Sutrisno mengatakan, sebelumnya bencana tanah longsor juga pernah terjadi di sekitar lokasi.

Longsor saat itu terjadi karena jebolnya aliran air irigasi dari Desa Batununggal, Karangtengah hingga ke Desa Sekarwangi..

"Kalau longsor besar seperti ini belum pernah terjadi. Pernah juga terjadi jebolnya irigasi tapi sudah diperbaiki dan hasilnya bagus," kata Gerry.

Longsor kali ini juga diduga masih berkaitan dengan adanya kebocoran dari aliran irigasi. Karena puluhan meter di atas tanah yang longsor ini terdapat aliran irigasi.

"Kami akan berkoordinasi dengan instansi yang menangani irigasi ini untuk mengecek kondisi aliran irigasi," tutur dia.

Sebelumnya, tanah bergerak terjadi pada Rabu (9/10/2019) di Kampung Benda. Kejadian itu menyebabkan dua rumah rusak.

Kerusakan terdapat pada lantai berupa retakan tanah dengan lebar bervariasi mencapai 20 sentimeter dengan kedalaman sekitar 5 meter.

Baca juga: Bencana Tanah Bergerak Kembali Terjang Sukabumi, 2 Rumah Rusak, Dalam Retakan Capai 5 Meter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com